Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Sunday, October 6, 2013

Penyakit Karena Iblis

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================

Penyakit karena iblis timbul sebagai akibat dari kita bermain-main dengan kuasa kegelapan. Di dalam Markus 5:1–17 diceritakan tentang Yesus yang mengusir roh jahat dari jiwa orang-orang di Gerasa. Secara ringkas diceritakan bahwa orang yang  kerasukan setan itu memiliki kekuatan yang luar biasa. Setan itu diusir Tuhan dan masuk ke tubuh sekumpulan ternak babi.
Dalam Kejadian 3:15 dijelaskan tentang awal permusuhan antara keturunan manusia dengan keturunan ular karena dosa. Ini adalah nubuatan sesudah manusia berbuat dosa. Tuhan mengatakannya sebagai  pertempuran yang luar biasa antara keturunan  iblis dengan keturunan perempuan itu.
Kemudian dibicarakan tentang Kristus yang akan datang daripada Hawa, keturunan dari manusia melalui Yehuda. Akhirnya iblis terus bertempur melawan kebenaran karena dia adalah bapa segala dusta, bapa segala dosa. Iblis tidak akan berhenti menghancurkan manusia dengan segala tipu muslihatnya dan penawaran-penawaran palsunya, sampai pada akhirnya ia diremukkan oleh keturunan perempuan itu (Kej 3: 15). Dan hal itu telah terjadi    dengan tersalibnya Kristus. Sebab justru salib itulah yang menghancurkan kepala si iblis dan kekuasaannya atas manusia. Kematian Kristus di kayu salib telah membebaskan manusia dari kutuk dosa. Maka siapa pun yang percaya kepada Yesus Kristus, ia sudah merdeka dan tidak akan bisa diganggu oleh iblis, kecuali dia sendiri yang bermain-main dengan dosa.

Percaya kepada Kristus berarti hidup dalam kemenangan. Namun masih sering terjadi hal-hal rancu di dalam kehidupan kekristenan kita. Artinya, kita menyatakan sudah menerima Kristus, tetapi masih takut dan gelisah. Kalau kita benar-benar sudah menerima Kristus sebagai juru selamat,  tidak mungkin ada lagi rasa takut dan gelisah dalam hidup kita. Sebab barangsiapa hidup di dalam Kristus, dia sudah dimenangkan.
Dalam kitab Keluaran 20: 5, Tuhan mengingatkan manusia untuk tidak sekali-kali menyembah sesembahan yang lain. Ini prinsip penting sesudah Taurat diberikan kepada manusia. Taurat mengatur hubungan manusia dengan Allah. Secara jelas, Taurat itu memerintahkan manusia supaya jangan sujud menyembah kepada patung atau allah-allah lain atau beribadah kepadanya. “Sebab Aku Tuhan Allahmu, Allah yang cemburu, membalaskan kesalahan bapa kepada anaknya, kapada keturunan ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,” demikian sabda Allah. Dalam bagian ini kita melihat, orang yang menolak Allah langsung dikatakan sebagai penyembah iblis. Sebagai umat ciptaanNya, kita tidak punya  alternatif lain selain menerima dan menyembah Dia. Jika kita tidak percaya dan tidak beribadah kepada Allah, maka pada saat itu kita sudah menyembah iblis. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang rasional, yang tidak mau ke gereja tapi mereka tidak percaya hal-hal yang mistik?
Ini adalah satu bentuk modern dari ketidakpercayan pada Allah dan penyembahan kepada iblis. Ketidakmauan untuk beribadah kepada Allah itu sudah merupakan wujud pemberontakan atau ketaklukan/kepasrahannya kepada iblis. Wujud kepercayaan kepada iblis bukan hanya dengan cara pergi ke gunung atau ke tempat-tempat angker dengan maksud minta berkah. Memberontak dan tidak mau beribadah kepada Allah pun termasuk bentuk penyembahan kepada iblis. Apakah kita termasuk tipe orang seperti yang dikatakan Ibrani? Menjauhkan diri dari rumah ibadah dengan dalih membaca Alkitab di rumah sudah merupakan indikasi yang cukup bahwa kita memberontak terhadap Allah.
Menyembah iblis berarti menjadi pengikut iblis, menjadi hamba iblis yang  mau melakukan apa saja yang dimaui iblis. Yang paling diinginkan iblis adalah  kita tidak boleh dekat dengan Allah. Iblis ingin agar manusia melawan dan menjauhi Allah. Intinya, iblis berupaya membuat kita terpisah dari Allah. Itulah keinginan utama iblis. Salah satu bentuk perlawanan kita pada Allah ialah jika hobby kita nomorsatukan dibanding Tuhan.

Hobby itu, bisa berupa kesukaan akan harta,  kemampuan spektakuler, dan lain-lain yang diberikan oleh iblis, dan diwariskan sampai keturunan ketiga dan keempat. Artinya kalau seseorang menyembah berhala atau bermain-main dengan kuasa kegelapan, dia bisa terkena kutuk sampai tiga atau empat generasi. Bentuk kutukan itu bisa merupakan penyakit, aneka permasalahan dalam kehidupan, kerasukan dan lain sebagainya. Kalau seorang bapak tidak percaya kepada Allah,  berarti generasi ketiga dan keempat juga tidak mau percaya kepada Allah. Tetapi jika bapak atau ibu penyembah berhala itu memutuskan hubungannya dengan iblis, lalu menerima Kristus, kutukan sampai generasi berikut sudah tidak ada lagi.
Namun, seringkali ada orang yang meskipun sudah menyatakan menerima Kristus, dia masih membicarakan pelepasan dengan alasan pengaruh dosa kakek- nenek. Di sini terjadi kesalahpahaman, dan sangat berlawanan dengan Alkitab. Saat seseorang itu sudah di-merdeka-kan Kristus, maka orang yang bersangkutan itu benar-benar bebas dari segala dosa.
Jadi jangan berpikir bahwa kematian Kristus itu sia-sia, sehingga masih menawarkan pelepasan. Dan uniknya pelepasan itu disebut ‘dalam nama Yesus’. Memangnya ada berapa Yesus itu? Apa tidak cukup dengan karya Yesus yang tersalib menebus dosa manusia? Sehingga ada karya pelepasan berikutnya lagi? Orang yang terkena masalah walau sudah menyatakan menerima Kristus, itu terjadi karena sebenarnya dia masih menjauh dari Kristus dan hidup tidak sesuai dengan kehendak Kristus. Menerima, tetapi tidak melaksanakan kehendakNya, suatu yang sangat berbeda. Kalau kita sudah menerima Kristus, jangan takut. Karena kutukan itu tidak akan berlaku lagi terhadap generasi ketiga dan keempat. Tapi kalau orang tua berhala, anaknya pun berhala sampai generasi ketiga-keempat, akibatnya kutukan itu akan terus berlanjut.
Pada waktu kita melihat manusia dirasuk setan dalam Markus 5:1–17,  orang yang dirasuk setan itu hidupnya bukan miliknya, tetapi milik setan. Hidupnya bukan menurut kehendakNya tapi menurut kehendak setan yang ada dalam dirinya. Berhubung hidup bukan miliknya, dan tindakan-tindakannya menurut keinginan setan, maka orang-orang ini sangat berbahaya bahkan dapat merusak lingkungannya. Dalam ayat 3 dikatakan bahwa orang itu diam di sana dan tak ada seorang pun yang sanggup mengikatnya sekalipun dengan rantai. Kenapa? Karena meski sudah berkali-kali dibelenggu dengan rantai, dengan gampangnya rantai itu diputuskan lagi. Tak ada satu orang pun yang dapat menjinakkan dia. Sampai akhirnya ia berkeliaran di kuburan, berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Orang-orang seperti ini sangat berbahaya bagi lingkungannya. Rantai yang bisa mengikat manusia normal, tidak bisa mengikat orang yang kerasukan setan. Kekuatannya yang  spektakuler itu bukan miliknya namun kepunyaan iblis. Mereka memang hidup, namun kehidupan itu bukan lagi milik mereka, sebab hidup telah merusak mereka sendiri. Ia tidak lagi mengenal cinta seperti yang disebut Tuhan. Cinta antara sesama manusia seperti mencintai diri sendiri, tidak ada lagi pada orang tersebut. Dia memukuli dirinya dengan batu tetapi dia mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan rasa sakit itu. Di sinilah tragisnya. Setan memberi satu rangsangan untuk merusak diri, sekaligus memberi daya tahan untuk menahan rasa sakit itu. Ini permainan yang sangat menakutkan dan mengerikan, sebab kita dimasukkan ke dalam penderitaan yang berkepanjangan tapi tidak mati.
Setan selalu berusaha merusak manusia namun ia tidak selalu merusak dalam bentuk kerasukan saja, tapi ia juga bisa merusak dengan cara datang seperti malaikat terang tetapi menyesatkan. Dia  mengajarkan kebenaran-kebenaran (dalam tanda petik) yang berarti kepalsuan. Ia berbicara dengan mengutip ayat-ayat Alkitab tapi memutarbalikkannya. Alkitab mengatakan begini, dia mengatakan begitu. Hal seperti ini sudah sering terjadi bahkan sampai saat ini. Misalnya, Alkitab sudah menjelaskan bahwa tiada seorang pun yang mengetahui tentang waktu kedatangan Yesus yang kedua kali, kecuali Bapa di Surga.  Tetapi sekarang banyak pendeta yang mengaku-ngaku mengetahui kapan Yesus datang. Ini namanya penyesatan. Pendetanya berlagak lebih tahu dari Yesus yang maha tahu itu. Lebih ironis lagi, ada jemaat yang mau saja percaya kata-kata pendeta itu, tanpa mau membaca Alkitab.    
Jadi, iblis tidak merusak dengan cara merasuk ke jiwa manusia saja tetapi juga merasuk dengan ajaran yang kacau. Kita melihat bahwa jiwa-jiwa yang kerasukan itu dibebaskan oleh Kristus, maka jalan kebebasan dari kerasukan setan hanya ada satu yaitu kekuasaan dan kedaulatan Allah. Itu merupakan anugerah Allah, tak ada yang lain. Kita tidak bisa melawan rasukan setan dengan kekuatan lain seperti black magic. Itu adalah sandiwara iblis.
Dewasa ini ada oknum pendeta yang ‘praktek’ menjadi dukun dengan dalih dan nama Kristus. Namun dalam Mat 7 : 21 – 23, dikatakan secara tegas, mereka-mereka ini akan dibuang. Sebab Kristus berkata, “Enyahlah engkau pembuat kejahatan. Aku tidak mengenal engkau!” Karena itu bacalah Alkitab baik-baik supaya jangan terbawa kepada arus kekacauan. Pada waktu Kristus menyatakan kuasanya, mengusir setan, si setan berteriak, “Apa urusanMu dengan aku, Yesus anak Allah yang Maha Tinggi? Demi Allah, jangan siksa aku.” Ia tahu siapa Yesus tapi ahli taurat menyalibkan Yesus dan tidak mengakui Dia anak Allah. Setan pun tahu Yesus anak Allah.  Masak pengetahuan setan lebih tinggi daripada ahli taurat? Setan dan ahli taurat tidak mau tunduk kepada Allah. Kristus mengusir setan itu keluar lalu masuk pada lebih kurang 2.000 ekor babi yang kemudian mati.
Di sini kita melihat bahwa kuasa Allah melebihi setan, sekaligus kasihNya melebihi materi apa pun. Karena Tuhan tidak segan untuk mengorbankan 2.000 ekor babi demi menyelamatkan jiwa manusia. Tapi sungguh disesalkan sifat orang-orang yang tidak menghargai korban yang kerasukan itu. Padahal Allah sendiri sangat menghargai mereka yang kerasukan setan itu, sampai-sampai harus mengorbankan ribuan ekor babi demi menyelamatkan mereka. Fakta bahwa penduduk setempat tidak menghargai korban kesurupan itu, terlihat dalam Matius 8:34. Di sini dikatakan, setelah roh-roh jahat itu dikeluarkan dari orang-orang, penduduk yang datang dari segala penjuru kemudian mendesak Yesus supaya meninggalkan daerah mereka. Para penduduk itu bukannya berterima kasih pada Yesus. Kenapa? Sebab menurut mereka, gara-gara Yesus,  2.000 ekor ternak babi mereka mati. Artinya, bagi mereka lebih baik orang yang kerasukan itu tetap kerasukan asalkan ke-2.000 ekor ternak babi tidak mati.
Jadi dalam peristiwa ini ada dua golongan yang kerasukan: yang satu kerasukan setan, yang lainnya kerasukan materi. Dan jangan pernah mengira bahwa  kerasukan setan hanya dalam bentuk penyakit. Sebab orang yang terlalu mencintai kekayaan, pada dasarnya dia itu pun kerasukan setan.
Ada bermacam-macam bentuk penyakit karena dirasuk setan. Penyakit karena iblis adalah penyakit yang memisahkan manusia dari Allah. Orang yang dibebaskan dari iblis itu merdeka tapi juga diperingatkan supaya dia menjalani hidup dengan serius. Karena jika tidak, setan bisa kembali pada orang tersebut. Dalam hal  berbuat dosa, manusia tidak berbeda dengan babi: mengulangi kesalahan yang sama. Itulah penyakit dari iblis, yang membuat kita betah dengan penyakit itu. Bentuknya bisa bermacam-macam. Antara lain berwujud hobbi yang menyenangkan. Demi hobbi ini, Allah dinomorduakan. Atau dengan kata lain, demi kekayaan yang membuat nikmat itu, Allah dinomorduakan. Kenyataan ini terlihat dengan banyaknya pendeta yang gila uang. Di sisi lain, banyak jemaat yang hanya senang mendengarkan firman yang lucu dan ringan, tidak suka berpikir mendalami firman. Dalam hal ini bukan berarti melucu itu salah, tapi apabila melucu itu menjadi prioritas (dalam khotbah), maka kebenaran firmannya hanya menjadi alternatif.
Makanya kita supaya berhati-hati. Jangan salah paham. Menomorsatukan hobbi atau kekayaan dan mulai membenci doa, saat teduh, serta tidak suka lagi dengan Tuhan, itu pertanda bahwa kita sudah terkena virus penyakit setan. Jika kita bekerja hanya untuk mengejar uang, reputasi, prestasi dan seterusnya tanpa menyertakan Tuhan di dalamnya, berarti pula kita sudah terkena virus penyakit setan. Jadi janganlah hal-hal yang sifatnya duniawi itu yang menjadi tujuan.  Hati-hati jika kita sudah merasa mulai tergoda dengan hal-hal seperti itu, sebab jika sudah demikian, maka kita sudah sakit. Janganlah kenikmatan–kenikmatan duniawi itu menjadi nomor satu lagi.
 Apa salahnya, sebelum memulai segala sesuatu, kita berdoa dulu dan bertanya, “Ya Tuhan, tolonglah aku untuk menyadari apa Engkau masih di hatiku atau sekadar menempel di bibirku karena aku seorang Kristen.” Berdoalah, minta ampun pada Tuhan jika merasa terkena penyakit ini.

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer