Penyakit karena kelemahan fisik perlu dipelajari dengan tepat supaya kita tidak langsung menghubungkannya dengan kuasa iblis atau dosa. Dalam 1 Timotius 5:23 dikatakan: Jangan minum air saja melainkan tambahkan anggur berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah. Sementara dalam 1 Kor 14 : 23: Jadi, kalau seluruh jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan bahwa kamu gila?
Mari kita melihat kedua ayat ini. Timotius membicarakan tentang sakit secara fisik. Sedangkan yang kedua, Korintus, membeberkan sakit secara psikis yang kita kenal dengan sakit jiwa yaitu kasus yang disebut Paulus kepada jemaat di Korintus. Jemaat yang selalu ribut itu, yang merasa diri lebih hebat dari orang lain karena bisa berbahasa roh, akhirnya diluruskan oleh Paulus.
Sakit secara manusiawi menyangkut pada dua hal lagi yaitu sakit fisik dan psikis. Sakit fisik adalah sakit di tubuh bagian luar dan terlihat mata, maupun sakit di dalam tubuh yang tidak kelihatan oleh mata. Sakit secara psikis atau kejiwaan adalah sakit yang menyangkut stabilitas emosi. Di mana stabilitas emosi sering tidak normal karena suatu hal yang terjadi dalam hidup kita tidak terkontrol sehingga bisa menimbulkan kegilaan atau trauma (pengalaman pahit yang mempengaruhi jiwa).
Dengan demikian, sakit fisik dan psikis seperti disinggung di atas adalah manusiawi, tidak ada hubungannya dengan kuasa iblis. Penyakit ini bisa dideteksi, diterapi dan disembuhkan secara medis, bukan mistis. Sedangkan kegilaan dan kerasukan setan adalah dua hal yang berbeda. Yohanes 10: 20 – 21 berbunyi: Ia kerasukan setan dan gila, mengapa kamu mendengarkan dia? Dapatkah setan memelekkan mata orang-orang buta? Jawabnya, tidak! Hanya Yesus Kristus yang dapat melakukannya, dan tidak mungkin Dia kerasukan setan.
Antara kerasukan dan gila sangat berbeda. Karena itu baca Alkitab dengan teliti sehingga tidak sembarangan menafsirkannya. Pada waktu kita melihat Timotius yang sakit secara fisik tadi, kita menemukan bahwa Timotius adalah seorang beriman, mengenal Tuhan dan dia murid Rasul Paulus. Tapi Timotius mempunyai fisik yang lemah, dan menderita penyakit pada pencernaan (maag).
Rasul Paulus menyuruh Timotius minum anggur, bukan berusaha menyembuhkannya dengan cara menumpangkan tangan ke tubuhnya. Apakah Paulus termasuk orang kurang beriman sehingga tidak menumpangkan tangan pada Timotius supaya dia sembuh? Tidak! Ini sekaligus untuk mengatakan bahwa Paulus adalah orang yang sangat bijaksana, tahu mana penyakit yang berasal dari setan dan mana penyakit manusia.
Tapi kita sekarang ini justru menjadi orang yang tidak bijaksana, seakan-akan lebih hebat dari seorang rasul bernama Paulus. Jadi orang yang lemah fisik karena sakit, jangan dipaksa untuk doa puasa, kenalilah penyakitnya supaya jangan menjadi ekstrim. Bukan berarti penumpangan tangan tidak diperlukan. Ini sangat penting dipahami secara tepat. Penyakit fisik karena usia tua, itu logis dan wajar. Semakin tua usia seseorang, semakin mudah pula ia terkena penyakit. Untuk itu setiap orang harus bersiap-siap menyongsong datangnya usia tua, agar bisa menghadapi berbagai kemungkinan.
Kita melihat bahwa para penderita penyakit psikis di Korintus disebut sebagai orang gila karena perilaku mereka tidak bisa dimengerti oleh orang banyak. Perilaku mereka tidak layak menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat umum. Di sisi lain, Rasul Paulus juga mengemukakan tentang kegilaan dalam Galatia 5 : 26. Di sini dia mengatakan agar kita jangan kita gila hormat, jangan saling menantang dan mendengki. Jadi Alkitab memberitakan tentang kegilaan itu dalam beberapa pendekatan yang cukup menarik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ‘gila’ memiliki sekian banyak arti (definisi). Salah satu definisi itu adalah sakit ingatan atau tidak normal pemikirannya. Yang kedua, gila karena orang terlalu berlebih-lebihan merespon atau mencari kekuasaan. Seterusnya ada istilah gila uang, gila kedudukan dan seterusnya. Sesuatu yang ekstra karena di atas normal, juga dapat dikatakan sebagai gila. Dalam bentuk kejiwaan ada beberapa istilah yang harus kita pahami baik-baik karena bagian-bagian ini sangat berdekatan dengan aktivitas kerohanian kita.
Bentuk dari penyakit kejiwaan yaitu:
1. ILUSI
Ilusi adalah suatu sistem penafsiran yang kacau pada pemikiran seseorang kemudian mempengaruhi apa yang dilihatnya itu. Misalnya, yang dilihat sekuntum bunga, tetapi dia mengatakan kalau itu seseorang wanita. Coba bayangkan kalau penyakit seperti ini diderita orang-orang tertentu lalu merasa kalau itu karunia penglihatan yang didapatnya. Ini jelas sangat keliru sebab yang benar dia sedang dikuasai oleh ilusi. Tapi bukan berarti karunia penglihatan tidak ada. Karena itu hati-hatilah dalam menyimpulkan. Iman yang hebat adalah sekalipun tidak melihat tapi tetap percaya pada ucapan Tuhan Yesus. Antara kegilaan dan normal itu dekat sekali, sangat sulit untuk membedakannya. Itu sebab setiap orang sangat mungkin sakit jiwa. Karena itu harus diperhatikan baik-baik.
1. HALUSINASI
Yaitu munculnya suatu persepsi dalam pemikiran seseorang sekalipun sebenarnya realitanya tidak ada. Misalnya dia mendengar perintah, atau dia sedang berbicara dengan seseorang yang kita tahu sudah mati. Itu adalah persepsinya tapi sebenarnya tidak begitu. Berapa banyak orang yang merasa mendapat perintah tertentu, kemudian mengamuflasekan (menyamarkan) lalu mengatakan itu perintah dari Tuhan, untuk mengusir orang tertentu, atau menutup tempat tertentu. Jadi, seseorang yang memiliki aktivitas kekristenan bisa terkena sakit jiwa dalam halusinasi yang melakukan hal-hal yang tidak kita mengerti sehingga kita katakan itu perintah dari Tuhan karena kita kurang belajar tentang kejiwaan.
3. F O B I A
Yaitu rasa takut yang irasional atau yang tidak masuk akal. Misalnya jika lampu mati tiba-tiba, dia bisa berteriak-teriak ketakutan. Contoh lain adalah seseorang yang ketakutan saat melihat darah. Fobia bisa muncul karena masalah-masalah di masa lampau. Bayangan-bayangan itu terekam dalam otaknya dan bisa muncul sewaktu-waktu mempengaruhi jiwanya.
4. DELUSI
Yaitu suatu pemikiran yang tidak masuk akal yang kemudian mendorong satu pemikiran yang palsu di dalam otaknya. Misalnya dia mengatakan bahwa dia sudah diangkat oleh Tuhan menjadi seorang rasul, jadi setiap orang harus mengikuti perintahnya, karena itu adalah perintah Tuhan. Dalam gereja saat ini, yang namanya delusi ini pun ada.
Ada dua kemungkinan seseorang itu kena delusi: pemikiran palsu yang memang menginggapi otaknya, atau secara sadar penuh dia memalsukan pemikirannya. Orang-orang yang menderita delusi wajib diwaspadai, sebab bagaimanapun juga, spirit dan kejiwaannya itu bisa mempengaruhi para pendengarnya, yang akhirnya tanpa sadar ikut-ikutan berdelusi, halusinasi atau ilusi. Ini sangat berbahaya karena, korban hanya melihat sebuah kepalsuan, bukan kasihNya. Sebab itu, bersyukurlah ketika Tuhan berkata kepada Thomas, “Kau percaya karena melihat. Berbahagialah mereka yang percaya meskipun tidak melihat.” Inilah iman yang sejati. Penyakit-penyakit ini mengerikan apalagi dia bisa menjebak kita. Kenapa? Karena orangnya tetap Kristen, tapi sebenarnya dia sedang berbicara tentang Tuhan yang palsu. Kita percaya tentang karunia Tuhan, tetapi ujilah apakah karunia itu benar atau palsu?
Penyakit bisa timbul pada fisik dan psikis, namun keduanya sangat manusiawi yang bisa membawa kita pada kesulitan. Dalam dunia modern sekarang penyakit kejiwaan pun makin komplek karena tekanan, himpitan dan depresi. Karena itu jangan salahkan setan, tetapi koreksilah diri sendiri apakah sudah benar atau masih salah? Agar tidak salah pengertian, lakukanlah segala sesuatu itu dengan tepat waktu agar tidak terkena penyakit, dan tidak menyalahartikan asalnya. Tuhan memberi kita kebijaksanaan agar tidak terperangkap pada pemikiran yang salah. Penyakit fisik dan psikis bisa dipahami dan bisa diatasi, Tuhan memberikan kebijaksanaan maka berdoalah minta kebijaksanaan itu supaya kita bisa memahami situasi dan kondisi di sekitar kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment