“Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuhNya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudusNya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa mulia dan kayanya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.” (Kolose 1: 24-29).
Mampukah kita menghayati penderitaan sebagai peristiwa sukacita? Bagi manusia zaman sekarang hampir bisa dipastikan hal ini adalah sesuatu yang mustahil. Tetapi bagi murid Kristus, memaknai penderitaan sebagai sukacita, bukanlah hal yang mustahil. Hanya ada satu syarat yang harus kita penuhi yaitu memiliki pemahaman yang benar dan utuh tentang firman Tuhan.
Pemahaman yang benar dan utuh terhadap firman Tuhan memberikan kekuatan dalam menjalani penderitaan penuh rasa sukacita. Oleh karena itu kita perlu mengembangkan minat membaca Alkitab. Dengan membaca dan merenungkan sabda Allah secara pribadi, kita akan mengalami sendiri kasih dan cinta Tuhan terhadap diri kita.
Melalui Alkitab, kita mengetahui bahwa penderitaan Paulus benar-benar pengalaman nyata sebagaimana pengalaman sukacitanya. Ia sungguh-sungguh bersukacita karena penderitaan yang dialaminya. Mengapa Paulus tetap bersukacita meski berada di tengah-tengah penderitaan?
Paulus bersukacita karena ia boleh menderita untuk jemaat Kolose. Ia bersukacita karena melalui penderitaannya, ia telah menyukakan hati Tuhan. Tujuan pelayanan Paulus dan juga kita adalah menyukacitakan hati Tuhan dengan mengantarkan jemaat kepada Tuhan. Mengantarkan jemaat kepada pengenalan utuh pada Tuhan merupakan pekerjaan berat. Tapi Paulus menanggung semuanya penuh sukacita. Paulus juga bersukacita karena boleh menderita untuk meneruskan penderitaan Kristus. Memang penderitaan Kristus sudah sempurna tetapi Paulus memberi penekanan dan pemaknaan terhadap penderitaannya sebagai penerusan penderitaan Yesus dalam membangun gerejaNya. Artinya dia telah memikul salib yang dulu pernah dipikul Kristus. Seperti gurunya, Paulus akan berbahagia bila ia diperkenankan menderita. Dan memang pada akhirnya darah Paulus menyirami dan menyuburkan pertumbuhan gereja. Kepalanya dipenggal.
Demi mempertimbangkan penderitaan para pejuang gereja, sudah selayaknya kita selalu mengucap syukur apabila mengalami penderitaan demi kemuliaan Tuhan kita. Seperti Paulus, kita bersukacita karena kita menderita sebagai orang pilihan Kristus. Sukacita karena penderitaan itu baru dapat kita alami apabila kita memahami dengan sungguh-sungguh anugerah yang telah Tuhan berikan kepada kita.
baca selanjutnya...
Tuesday, September 15, 2009
SUKACITA DALAM PENDERITAAN
Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================
============================================================================
Anda diberkati? Bagikan Berkat ini ke Teman Anda
Related Posts :
at 8:21 AM
Labels: Mata Hati, Penderitaan
0 comments:
Post a Comment