Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Wednesday, September 16, 2009

Korupsi dan Basa-basi

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================

Korupsi dalam pengertian sempit adalah suatu tindakan seseorang yang menggelapkan atau menyelewengkan uang yang bukan miliknya. Uang tersebut bisa milik negara, perusahaan, yayasan, lembaga, dan sebagainya. Korupsi bukanlah perilaku baru bagi manusia, namun juga perilaku yang tidak (akan) pernah habis. Nabi Musa, ribuan tahun yang lalu dalam Ulangan 16:19, berkata : Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memurtabalikkan perkataan orang-orang benar.

Korupsi bukan hanya monopoli oknum pegawai negeri, politikus, pejabat, pengusaha, karyawan, tetapi juga rohaniawan yang kehilangan ‘mata rohani’nya. Amos, dalam teguran yang sangat keras (pasal 2- 4), membuka kebusukan para pemimpin politik dan imam yang memanipulasi persembahan dan perpuluhan untuk kepentingan diri sendiri. Mereka memperjualbelikan kebenaran, memeras orang miskin. Hati nurani mereka tidak lagi bersuara, yang ada cuma semangat dan konsentrasi tinggi untuk melakukan korupsi. Sungguh suatu kebejatan moral yang sangat menggelisahkan!

Amos, yang sejatinya seorang peternak, muncul dengan sangat luar biasa dan tampil dengan keberanian yang luar biasa pula. Ia berbicara pada kerajaan Israel di utara dan juga Yehuda di selatan. Dia menelanjangi ketidakadilan dan ketidakbenaran yang merajalela di jamannya – suatu tindakan yang langka di era kita. Kita membutuhkan tokoh seperti Amos yang bukan hanya sekadar seorang rohaniawan tetapi juga bersih kelakuannya.

Indonesia, negeri dengan sejuta misteri korupsi, mencatat ‘prestasi tinggi’ di ajang korupsi, bukan saja untuk tingkat Asia bahkan tingkat dunia. Para pemimpin terus berpacu untuk berebut dan berbagi jarahan. Mereka bukannya memikirkan nasib rakyat yang semakin menyayat, malah berlomba kaya dan kuasa. Kulit mereka semakin tebal bahkan melebihi kulit badak. Saking tebalnya, kulit mereka sudah kehilangan fungsi sebagai indera perasa. Kulit yang sudah kebal rasa itu bahkan dijadikan tameng tangguh untuk bertahan dari kritikan. Sangat menyakitkan, tapi itulah kenyataan.

Pada masa kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden, semua calon menjanjikan pemberantasan korupsi. Sebuah janji yang sulit dibedakan dengan mimpi. Mengapa? Jawabnya sederhana saja: Fakta sudah berbicara, di depan mata korupsi masih berlanjut bahkan bertambah. Fakta lain, secara nyata sudah terlihat bahwa dari dulu betapa sulitnya menyeret para koruptor ke pengadilan. Menggiring mereka ke meja hijau saja sudah sulit, apalagi sampai menjebloskan ke bui (penjara), tempat mereka yang sangat pas. Alhasil, bui hanya disesaki penjahat-penjahat kelas teri, bukan koruptor, si maling berdasi, penjahat kelas tinggi itu. Negara kita yang kaya, diperas habis oleh para penjahat elit itu. Harta karun yang terpendam di negeri ini hanya memperkaya sekelompok kecil orang yang tanpa rasa malu menyebut diri pula sebagai pembela ibu pertiwi.baca selanjutnya,..

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer