Perubahan kini menjadi kata populer di Indonesia tercinta. Perubahan, kata yang telah menolong SBY-JK hampir pasti memenangkan pemilihan Presiden dan Wakil di Republik tercinta ini. Perubahan, ternyata kata yang jauh lebih ampuh ketimbang kumpulan atau comotan ayat ayat suci yang diusung peserta pemilu lainnya. Atau kata kata retorika seperti; Sudah terbukti, yang merupakan duplikasi iklan, kami memberi bukti bukan janji. Partai yang berhasil merebut mayoritas kursi yang bersekutu dibawah naungan bendera koalisi kebangsaan ternyata kecolongan besar. SBY-JK, berhasil menang besar.
Kini kenyataan politik yakni kemenangan SBY-JK, berhasil pula membuktikan macetnya mesin politik pada era pemilihan langsung. Money politik juga berhasil diperdayai para pemilih yang bersemboyan; terima uangnya pilih partai atau jagoan lainnya. Begitu pula suara suara yang katanya dari surga, rubuh sudah. Kenyataan itu sendiri sudah merupakan perubahan yang menjanjikan untuk menyongsong masa depan bagi kehidupan demokrasi dibumi pertiwi ini. Perubahan lainnya adalah kenyataan bahwa partai dengan ikon ikon agama tidak lagi laku dijual, karena memang tidak pantas dipolitisir. Agama koq dipartaikan. Hasilnya semua partai dengan ikon ikon agama itu rontok. Rakyat pemilih bertambah bijak.
Tetapi tragisnya, para elitnya justru berbondong bondong berkoalisi dengan harapan mendapat jatah kursi. Dulu katanya beda visi sehingga perlu membuat partai, tapi kini berkoalisi dan mendadak memiliki visi yang sama. Dan, yah itu kursi. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah perubahan yang dijanjikan SBY-JK akan menjadi perubahan yang kita nantikan. Tentu saja hal itu masih merupakan penantian. Mengingat pengumuman resmi pemenang pemilihan Presiden dan Wakilnya adalah tanggal 5 oktober. Dan jika tidak ada aral melintang, maka 20 Oktober akan menjadi tanggal bersejarah terpilihnya presiden pertama Indonesia hasil pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia. Nah, sesudah tanggal itu semua mata harus mengawasi gerak langkah SY-JK. Untuk para pemilih SBY-JK jangan terjebak eforia sehingga alpa mengamati SBY-JK. Mengantar SBY-JK ke istana negara hanyalah sebuah awal dan bukan akhir. Siapapun pendukung SBY-JK tidak boleh mendukung dengan gelap mata. Semua pendukung harus mendukung dengan bijak dan menolong SBY-JK merealisasikan perubahan.
Menolong dengan mengawasi bahkan menggugat jika dibutuhkan. Keberanian mengkritisi pilihan sendiri adalah cara yang pas untuk mengawal SBY-JK agar bekerja efisien, efektif, berani dan bersih. Akankah mimpi perubahan itu menjadi kenyataan? Jawabannya bukan hanya pada SBY-JK, tetapi kita semua rakyat Indonesia. Bahkan mulai sekarang jangan terlalu menyangjung kemenangan SBY-JK, melainkan memberi peringatan dini bahwa disini kita rakyat Indonesia mengkritisi. Untuk SBY-JK, kemenangan ini bukan usaha anda berdua, bahkan juga bukan partai Demokrat, melainkan pertaruhan kepercayaan rakyat untuk mengharap perubahan yang anda kumandangkan. Jadi jangan lupa diri karena rakyat menagih janji. Tagihan sudah dikirimkan, giliran anda melunasi, atau rakyat akan berbalik menggugat hak untuk perubahan yang dipercayakan kepada anda berdua....baca selanjutanya,..
Ditulis untuk Tabloid Reformata/www.reformata.com
Tuesday, September 29, 2009
AKANKAH MIMPI PERUBAHAN ITU MENJADI KENYATAAN?
Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================
0 comments:
Post a Comment