Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Wednesday, September 16, 2009

Nasionalisme

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================

Indonesia, negara dan bangsa yang kita cintai bersama ini, tahun ini – Agustus 2004 – genap berusia 59 tahun. Ibarat manusia, sebuah negara yang sudah berusia lebih dari setengah abad, secara umum berarti cukup mapan dan matang. Tetapi dalam konteks bangsa kita – Indonesia – entahlah. Jawabannya saya kembalikan pada Anda. Silahkan berkomentar, apa saja. Sebab bukan hanya politisi atau pengamat yang boleh mengomentari negara dan bangsa ini. Kita sebagai warga masyarakat awam juga pasti kepingin urun pendapat – menjadi narasumber – istilah kerennya. Masa bodoh, benar atau salah, atau bahkan bodoh beneran, yang penting berpendapat! Apalagi kalau diliput media, khususnya media yang suka geger-gegeran.

Saking gemarnya masyarakat kita mengumbar komentar, tidak terlalu mengherankan apabila muncul multi-pendapat yang tidak pernah sepakat. Bagaimana men-definisi-kan nasionalisme, adalah salah satu contoh betapa sulitnya mencapai kesepakatan itu. Apa sih nasionalisme itu? Beragam pendapat atau komentar pasti hadir atas pertanyaan ini. Selain itu, kita pasti sering mendengar tudingan-tudingan seperti, “Si Anu tidak nasionalis, lihat saja dia menanam modalnya di luar negeri.” Sementara, orang asing yang berlomba-lomba menanam modalnya di sini, tidak pernah kita persoalkan apakah dia a-nasionalis atau bukan terhadap negerinya.

Sebaliknya ada yang mengatakan kalau jiwa nasionalisme si Pulan itu tinggi. Indikasinya apa? Si Pulan itu tidak pernah ke luar negeri. Bukankah ini bisa merupakan satu pertanda awal kalau dia sangat mencintai negeri ini? Tambahan lagi, dia selalu memakai produk dalam negeri. Tetapi tetangganya bercerita bahwa si Pulan itu tidak pernah bergaul dengan tetangganya yang jelas-jelas asli merah-putih. Bahkan si Pulan tadi dikenal pula sebagai pegawai negeri yang ‘rajin’ korupsi. Artinya, si Pulan ini sangat berbeda dibandingkan dengan si Oemar Bakrie, seorang guru jujur, berbakti, dan yang bersih dari hama korupsi. Hidup miskin tapi puas diri, dan selalu saja menjadi idola orang sekampung. Maklum dia tipe orang yang ringan tangan untuk menolong bukan menodong.

Nasionalisme, oh nasionalisme…, kau memang nyanyian dengan banyak versi, yang tidak memiliki syair dan nada abadi, karena tergantung pada siapa yang menyanyikanmu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ‘nasionalisme’ berarti: 1) Paham/ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; 2) Sebuah kesadaran sebagai anggota yang terikat dari satu bangsa.baca selanjutnya,...

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer