Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Tuesday, September 15, 2009

MEMASUKI PENDERITAAN

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================

“Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayainya, yang juga cakap mengajar orang lain. Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.” (11 Tim 2: 1-6)

Penderitaan memang tidak mengenakkan dan menjadi bagian yang hampir selalu kita singkirkan dari kehidupan kita. Namun dalam konteks hidup benar dalam Kristus, penderitaan dimaknai sebagai anugerah yang harus kita syukuri. Tidak hanya sampai di situ, kita pun harus turut nyemplung di dalamnya. Tetapi pencemplungan kita dalam penderitaan haruslah didasarkan atas dan demi kebenaran serta dalam persekutuan dengan Kristus Tuhan kita.

Surat Paulus kepada Timotius ini sering disebut sebagai surat yang penuh dengan derai tangis dan air mata dari sang guru yakni Paulus. Hubungan antara Sang Guru dan muridnya dilukiskan mejadi sangat mengharukan. Sebagai guru yang sedang dalam penderitaan, Paulus meminta Timotius agar tetap teguh dalam penderitaan; sama halnya penderitaan yang dialami semua orang demi Tuhan.

Prajurit, Olahragawan dan Petani
Dalam nasihatnya, Paulus memakai tiga tipe profesi yang patut dijadikan acuan sikap ketika Timotius berada dalam penderitaan yaitu prajurit, olahragawan dan petani.
Prajurit adalah orang yang taat total kepada perintah komandannya. Meski membahayakan dirinya, prajurit akan tetap melaksanakan perintah komandan. Demi tugas, ia siap mengorbankan segalanya. Dia pertaruhkan nyawa demi komandan. Bagi seorang prajurit, merupakan sebuah kebanggaan apabila berhasil melaksanakan tugas-tugas yang diberikan komandannya. Ia tidak hanya berhasil menjalankan tugasnya tetapi juga melupakan apa yang menjadi keinginannya. Demi korpsnya, ia rela melepaskan apa yang menjadi kepentingan dan andalannya. Kepentingan korps menjadi prioritas utama. Apapun kesulitan dan hambatannya akan diterobosnya demi keunggulan korps. Untuk kesatuan dan keutuhan korps, ia rela bertaruh nyawa sekalipun.
Karakter prajurit seperti inilah yang menjadi ciri dasar relasi kita dengan Yesus Kristus sebagai komandan kita. Ia meminta kita, para prajuritnya, untuk menyangkal diri dan memanggul salib. Penderitaan bukan dihindari melainkan diterima penuh rasa syukur karena menyadari bahwa Yesus telah mendahului kita di jalan penderitaan. Dengan semangat rohani seperti ini hidup tidak menjadi rentetan peristiwa yang mengekspresikan kecengengan kita tetapi memantulkan kegairahan dalam menjalani pahit getirnya kehidupan karena berpegang pada kebenaran. Penderitaan menggembleng iman kita menjadi solid.
Ketekunan dalam menjalani penderitaan mesti menjadi karakter dasar kita. Bukan penderitaan akibat kelalaian atau kesalahan kita melainkan penderitaan sebagai resiko pemberita Injil. Seorang olahragawan berlatih dengan tekun, menghabiskan waktu, tenaga dan uang demi mencapai prestasi kemenangan. Ia berkorban untuk memperoleh kemenangan. Hal yang sama berlaku dalam dunia rohani, iman akan bertumbuh dan berakar kuat apabila kita bertekun dalam kebenaran Allah meski penuh penderitaan. Kita tidak boleh berkompromosi dengan tawaran dunia. Kita harus menjaga agar hidup kita tetap bersih sesuai dengan kehendak Allah.
Bagi seorang olahragawan buah kegigihan dan ketekunan berlatih adalah mahkota atau medali dan orang menyebutnya ‘sang juara’. Kesuksesan adalah buah kerja keras dan bukannya hasil dari menjual identitas diri. Bukan pula dari penggadaian moral dan kebenaran yang seharusnya menjadi milik kita. Sebagai milik Kristus, kita mestinya gigih mempertahankan prinsip-prinsip moral dan kebenaran dalam kehidupan kita. baca selanjutnya...

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer