Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Wednesday, December 4, 2013

MUKJIZAT YANG MENGERASKAN HATI

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================

APA iya? Pasti kata-kata itu yang segera terlintas di benak kita saat membaca judul di atas. Tak heran, karena mukjizat memang selalu identik dengan berubahnya hati yang keras menjadi lembut, bukan sebaliknya. Tapi, apa masuk akal jika kekerasan hati disebut sebagai mukjizat? Inilah yang akan coba kita gali dari peristiwa super-spektakuler di tanah Mesir yang melibatkan Firaun sang penguasa.

Dalam Keluaran 4: 21, Tuhan berfirman kepada Musa: “Pada waktu engkau hendak kembali ke Mesir, ingatlah, supaya segala mukjizat yang telah KUserahkan ke dalam tanganmu, kau perbuat di depan Firaun. Tetapi AKU akan mengeraskan hatinya, sehingga dia tidak membiarkan bangsa itu pergi”.

Tuhan berkehendak melepaskan Israel dari perbudakan Mesir, dan hendak menempatkan bangsa itu pada tanah perjanjian yang telah dipersiapkan-Nya. Tuhan mengutus Musa menghadap Firaun untuk menyampakan kehendak Tuhan. Mukjizat akan mewarnai perjalanan Musa selama di Mesir dan menuju tanah perjanjian, itu adalah janji Tuhan. Dan Alkitab mencatat tentang peristiwa sepuluh tulah yang memporakporandakan kebanggaan Mesir. Mulai dari sumber daya alam, kepercayaan Mesir, hingga generasi bangsa dalam kematian anak sulung Mesir. Namun, dari tulah ke tulah yang mencerminkan kekuasaan Tuhan yang tak terlawan, Tuhan pula yang mengeraskan hati Firaun agar tak segera melepas Israel. Bagaimana bisa? Ini menjadikan pelayanan Musa seakan membentur tembok, dan membuat mukjizat yang terjadi seakan tak bergigi. Entah apa gunanya Tuhan membekali Musa dengan berbagai mukjizat, karena toh Firaun akan keras hati, dan karena Tuhan pula.

Sepuluh mukjizat datang silih berganti, satu demi satu, sangat hebat. Tetapi lebih hebat lagi, Firaun tetap keras hati, dan tidak mau peduli. Israel seakan tak akan pernah lepas dari genggaman Mesir. Lalu untuk apa semua tulah ini, jika hati Firaun juga dikeraskan? Jangan cepat berburuk sangka. Jika Alkitab mencatat Tuhan mengeraskan hati Firaun, itu tak sama dengan Tuhan membuat hati Firaun keras sehingga Tuhan membuat Firaun menjadi jahat. Firaun tidak dikatakan baik tetapi menjadi keras hati karena Tuhan. Harus dipahami Firaun adalah orang yang memang keras hati dan bengis. Firaun mengeluarkan perintah agar para bidan Mesir membunuh setiap bayi laki-laki Israel yang lahir. Tak boleh ada bayi laki-laki yang boleh hidup karena populasi Israel dinggap cepat bertambah. Tak hanya itu, Firaun juga memerintah kerja rodi yang lebih parah, dengan menambah jam, kerja, mengurangi bahan dengan tuntutan hasil yang sama, dan jatah makan yang terus berkurang. Sebuah penyiksaan yang sangat mengerikan. Cukup untuk menggambarkan sosok Firaun yang keras hati.

Tuhan mengeraskan hati Firaun, berarti Tuhan membiarkan hati Firaun tetap keras. Bukan membuatnya menjadi keras, tetapi juga tidak membuatnya menjadi lembut. Dibiarkan keras, sesuai kondisi asalnya, itu lebih tepat. Kekerasan hati yang menggila ini membuat Firaun justru membuka peluang terjadi tulah demi tulah dari Tuhan. Mukjizat dinyatakan sebagai kebesaran Tuhan Israel. Jadi, di sisi lain ternyata kekerasan hati Firaun tak lebih dan tak kurang hanyalah alat untuk Tuhan lebih menyatakan kebesaran-Nya. Sangat paradoks, kekerasan hati Firaun adalah fakta yang tak terbantah, namun begitu juga pernyataan kuasa Tuhan. Tuhan melakukan mukjizat demi mukjizat dalam kekerasan hati Firaun. Tentu saja Firaun tak pernah menyadari bahwa kekerasan hatinya hanyalah jalan Tuhan yang tak terlihat mata manusia. Tuhan tak pernah jahat mengeraskan hati manusia, tetapi Tuhan memang berdaulat membiarkan hati manusia keras sesuai hakekatnya. Tuhan, adalah Tuhan yang melembutkan hati yang keras, yang berarti kekerasan hati adalah memang pada dasarnya keras, dan Tuhan membiarkannya pada orang yang melawan-Nya.

Lalu apa yang bisa kita pelajari dari kisah Tuhan mengeraskan hati Firaun ini? Amat sangat penting, khususnya bagi mereka yang seringkali hanya terpaku pada fenomena mukjizat belaka. Mereka yang tak pernah mau menggali lebih dalam lagi apa yang Tuhan kehendaki di balik semua yang terjadi. Ya, mukjizat di balik mukjizat memang luar biasa. Ini adalah cara sehat orang beriman semakin menyadari betapa dahsyatnya Tuhan kita. Pada peristiwa Israel kita melihat dengan jelas, kekerasan hati Firaun hanyalah jalan mukjizat Tuhan dinyatakan. Namun, jika kita hadir di sana dan terlibat pada apa yang terjadi, pastilah hati kita tak bergairah. Harapan sepertinya terus tertunda, dan bisa-bisa tak lagi cukup kuat untuk menanti apa yang sesungguhnya Tuhan kehendaki.

Mukjizat telah terjadi pada tulah pertama, sangat dahsyat, air sungai Nil menjadi darah. Segera tumbuh pengharapan umat, Firaun akan membebaskan mereka, tapi ternyata tidak. Tuhan membuat mukjizat tetapi tetap membiarkan Firaun keras hati. Tulah demi tulah terus terjadi dan semakin besar pula harap-harap cemas bangsa Israel melihat apa yang akan terjadi. Ternyata Firaun melembek sesaat, tetapi kembali mengeraskan hatinya, tak mau melepas bangsa Israel menuju kebebasan. Entah seperti apa menggambarkan perasaan Israel saat itu. Tapi yang pasti, pada akhirnya mereka melihat betapa dahsyatnya pemeliharaan Tuhan atas mereka. Mesir telah kalah dalam semua aspek, Tuhan telah jaya atas segala apa saja yang dipunyai Mesir. Namun sayang, Israel tak pernah cukup belajar, karena mereka toh mengulang kebodohan yang tak masuk akal. Tuhan telah membuat air sungai Nil menjadi darah, artinya Tuhan berkuasa berbuat apa saja. Namun Israel tetap saja ribut soal air dalam perjalanan mereka di padang gurun. Mereka lupa bagaimana kuasa Tuhan atas air Mesir. Mereka juga menyembah dewa dalam keagamaan Mesir yang telah diporakporandakan Tuhan.

Lagi-lagi kebebalan Israel semakin menggila, mereka terus-menerus berbuat salah. Seperti Firaun yang tak pernah bisa belajar takut akan Tuhan sebelum korban berjatuhan, demikian juga Israel. Israel juga kena tulah Tuhan karena kedegilan hati mereka. Mesir banyak yang mati karena tulah Tuhan begitu pula Israel. Ah, bangsa ini demikian bodohnya. Mereka sudah menyaksikan dahsyatnya tulah Tuhan, ternyata mereka juga kena tulah. Setiap hari menyaksikan mukjizat, setiap hari pula mereka melanggar perintah Tuhan.

Perilaku Israel merupakan cerminan perilaku orang Kristen masa kini. Selalu berharap mukjizat namun hidupnya tak sesuai mukjizat yang Tuhan kerjakan. Artinya, umat sangat getol mengharap pernyataan kuasa Tuhan, tetapi tidak hidup sesuai kehendak Tuhan. Padahal, Tuhan bisa saja menjatuhkan tulah atas kehidupan umat. Sudah seyogianya umat belajar kemahakuasaan Tuhan, dan berdoa bukan untuk menyaksikannya melainkan untuk menaklukkan diri kepada Tuhan yang berkuasa. Orang Kristen harus semakin dewasa, tak hanya larut dalam fenomena mukjizat, melainkan belajar mencintai Tuhan sang pembuat mukjizat.

Mukjizat dari hari ke hari tak membuat manusia menjadi takut akan Tuhan, tetapi hubungan pribadi yang benar itulah yang menumbuhkan rasa takut akan Tuhan. Tuhan telah mengeraskan hati Firaun untuk membentuk Israel, maka hal itu adalah keniscayaan bagi umat Kristen masa kini. Tuhan akan membiarkan hati mereka yang tak suka pada kekristenan menjadi keras, menekan atau bahkan menganiaya, namun umat Tuhan jangan sampai gagal belajar dan menjadi pemenang. Bukan sekadar mukjizat yang dibutuhkan, tetapi penyerahan yang penuh kepada Tuhan.

Semoga umat terus belajar untuk menyadari, banyaknya hati yang keras bukan karena Tuhan tak berdaya, melainkan Dia sedang memainkan cara-Nya. Yang penting bagi kita, mari hidup beriman sesuai cara Dia, sehinga Anda tak kecewa. Temukan mukjizat di balik mukjizat, temukan kemenangan di balik kekerasan dan tekanan. Semoga Anda mendapatkannya.

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer