Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Sunday, December 8, 2013

JUALAN INJIL KEBENARAN

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================

PERCAYA atau tidak, silakan awasi dengan cermat, betapa penjaja Injil semakin menggila dalam jumlah. Abad kita memang abad gila, di mana nilai ditampilkan jumpalitan. Pendeta yang seharusnya menjadi model, malah banyak yang menjadi sumber masalah. Sementara umat yang bermasalah dan bingung mencari pendeta yang bisa menolongnya, malah pergi ke paranormal, atau ketagihan iklan: “SMS reg nomor sekian kode anu”, untuk coba mengetahui kelanjutan perjalanan hidupnya.

Pendeta “berhati pengusaha” terus bertambah, sementara pengusaha “berhati pendeta” semakin langka. Diskusi gereja pun seputar jumlah uang kolekte, dan para pengkhotbah berlomba adu koleksi barang. Banyak yang mencari untung di ladang pelayanan dengan memanfaatkan kebutuhan umat yang semakin tertekan karena tuntutan jaman.

Rasul Paulus pernah mengingatkan jemaat Korintus bahwa dia tak pernah mencari untung (2 Korintus 6: 2). Apa yang dikerjakannya sungguh dari hati yang murni untuk memberitakan Injil yang murni. Ada apa hingga Paulus perlu mengungkapkan hal itu? Rupa-rupanya ada kelompok pengajar yang juga “melayani” di Korintus, yang merasa gelisah dengan kehadiran Paulus. Mereka mencoba meniup fitnah, bahwa Paulus hanya mencari keuntungan semata. Lihatlah di 2 Korintus 3:1, kelompok pencari untung selalu rajin menunjukkan surat referensi, untuk menunjukkan betapa mereka hebat. Kelompok ini terus bersaksi bahwa “si Anu menjadi percaya karena pelayanan kami, begitu juga si Anu yang lain sembuh karena doa kami”.

Bagaikan iklan, mereka mempromosikan diri tiada henti. Dengan cara itu mereka berharap terkenal, dipuji, dan tentu saja diundang lagi. Di sisi lain mereka juga rajin memojokkan Paulus sebagai pembicara yang keras, kurang kasih, suka menyombongkan diri. Mereka memutarbalikkan keterusterangan Paulus, ketegasan dan tegurannya terhadap umat sebagai kebenaran yang dipersalahkan. Paulus dengan tegas berkata, “Buah pelayanan bukanlah keuntungan materi, melainkan buah kehidupan yang dapat dilihat, diuji sendiri oleh umat yang sejati”.

Paulus adalah rasul yang bukan saja penuh karunia-karunia, baik penyembuhan, hikmat, hingga mukjizat. Namun Paulus tak pernah menjadi kaya karenanya, atau memperkaya diri atas kesempatan yang ada. Sementara Petrus menyebut si penjaja injil, sebagai penjual cerita isapan jempol (2 Petrus 2: 3). Setiap kali berkhotbah mereka mengobral kasih karunia Allah, namun di sisi lainnya mereka menutup rapat realita murka Allah. Semua khotbah mereka sangat menyenangkan. Dalam keserakahannya semua keinginan mereka palsukan dalam kata-kata: “Tuhan berkata”, “Ini kehendak Tuhan”, dan ucapan lainnya yang senada. Padahal, sejatinya, semua yang mereka katakan hanyalah untuk diri semata. Keuntungan materi, memang itu tujuan utama mereka.

Petrus yang menjadi pemimpin gereja mula-mula tak pernah duduk diam di kursi takhta gereja. Dia tak mabuk posisi, melainkan terus dengan giatnya memberitakan Injil, bahkan mengakhiri hidupnya di kayu salib dengan kepala ke bawah. Baginya, mati syahid demi Yesus Kristus adalah kehormatan tertinggi. Cara ini tentu tidak disukai para penjaja Injil.

Ingat, Alkitab telah mengungkap kasus ini sejak dulu kala, bahkan di masa para rasul masih aktif melayani. Apalagi kini, di era yang materialistis ini, jumlah penjaja Injil semakin meningkat saja. Banyak di antara mereka hanya “simatupang”, alias “siang malam tunggu panggilan”. Ya, panggilan untuk berkhotbah, yang ditempatkan sebagai berkah order. Mereka tak segan menentukan tarif berkhotbah. Semakin tinggi, ya semakin wah. Mereka tak menggembalakan domba, tak pernah mendengar keluh-kesah umat apalagi membantu menyelesaikannya. Mereka hanya menjadi “pemerah susu domba”. Ya, namanya juga serakah, hanya mau untungnya.

Membuat lembaga atau yayasan yang kegiatannya antah berantah, apalagi pengurus dan pertanggungjawaban keuangannya. Semua serba misteri, sekadar topeng, karena hanya dijadikan kedok kegiatan pelayanan. Lalu ada juga yang mendirikan gereja dengan konsep perusahaan. Aset gereja menjadi milik pribadi, tapi untuk membeli aset, jemaat dikerahkan sepenuhnya dengan dalih membangun rumah Tuhan. Gereja seperti ini pas sekali diberi nama: “PT. Gereja Untung Terus Makmur Jaya” dengan visi: Dipenuhi berkat ilahi dan sangat antirugi. Ya sangat antirugi, karena gereja seperti ini hanya mengenal uang masuk. Sementara untuk uang keluar, lagi-lagi jemaat dikerahkan sebagai domba perahan. Celakanya, si domba melakukannya dengan senang hati karena berpikir semua untuk gereja, untuk kemuliaan Tuhan, padahal sejatinya untuk sang juragan gereja, alias gembala serakah (istilah Petrus).

Sejauh ini semuanya berjalan lancar karena umat dalam keluguan, tunduk hormat tanpa protes. Umat terkesima dengan jurus ampuh para pengkhotbah. “Jangan mengusik biji mata Tuhan, jangan mengusik hamba-Nya”, itu mantera mereka tentang jabatan kependetaan. Padahal, yang sejati biji mata Tuhan tak akan pernah berkata seperti itu, karena hidup mereka sudah menjadi saksi-Nya, dan perlawanan bahkan aniaya bagi mereka adalah kehormatan. Mereka tak akan menakut-nakuti umat, karena itu bukan panggilan biji mata Tuhan. Umat seharusnya mau membaca Kitab Suci dengan teliti agar tak tertipu.

Di Alkitab, amat banyak gembala yang digambarkan Tuhan Yesus sebagai gembala upahan (Yohanes 10), para ahli Taurat disebut sebagai si penghisap, bukan biji mata Tuhan. Bahkan nabi pun banyak yang palsu. Nah, jika melihat jabatannya sebagai gembala, ahli Taurat, dan nabi, umat pasti percaya dan hormat, padahal mereka palsu. Biji mata Tuhan dikenal dari buahnya (Galatia 5: 22-23), bukan jabatannya, atau bahkan mukjizat yang dilakukannya (band. Matius 7: 21-23). Keluguan dan tidaktahuaan umat inilah yang dimanfaatkan sebagai celah mendulang keuntungan besar.

Umat juga harus bertanggung jawab terhadap realita ini, karena telah memberi celah. Umat percaya pada yang aspal, alias tampak asli tapi palsu. Mungkin Anda bertanya, “Apa mereka tidak takut Tuhan?” Ini pertanyaan yang sangat sangat naif. Namanya saja gembala, atau nabi palsu, yang memang itu kerjaannya, mana ada rasa takutnya. Jika mereka memiliki rasa takut pasti mereka tidak akan jadi pemalsu, atau tukang menakut-nakuti umat. Lalu mungkin Anda juga akan berkata, “Pasti Tuhan akan menghukum mereka”. Itu betul sekali, tapi jangan lupa, hukuman itu tidak selalu di dunia ini. Banyak di antara mereka yang mendulang sukses besar, menjadi kaya raya, bahkan panjang umurnya, dan hidup sehat walafiat. Mereka dihukum Tuhan justru ketika kematian menjemput, dan Tuhan menolak mereka (ingat Matius 7: 21-23).

Jadi, ini bukan soal “apa mereka tidak takut”, atau “Tuhan pasti menghukum”. Tapi ini adalah soal apakah Anda sebagai umat merasa betanggung jawab, menyatakan kebenaran dan menelanjangi kepalsuan. Atau Anda coba bijak dengan mengambil sikap pasif? Jangan lupa, hanya ada dua kata “ya” atau “tidak”. Suam-suam dimuntahkan Tuhan.

Si penjaja Injil semakin laris manis, karena umat tidak kritis, masa bodoh, dan tanpa disadari telah membiarkan gereja Tuhan yang seharusnya suci, kini ternodai. Tidakkah Anda rindu menjadi Kristen yang sejati, yang peka terhadap kehendak Allah, dan terus-menerus menyatakan kebenaran? Anda yang masih murni dalam pemberitaan Injil, berhati-hatilah terhadap godaan materi karena sangat menggiurkan. Jangan lagi memperpanjang barisan si penjaja Injil yang semakin menggila. Mari bangga karena hidup benar dan menyuarakan kebenaran, bukan karena pertambahan angka rupiah atau harta pribadi. Semoga hari nurani kita terus berteriak, sehingga tak sekongkol dengan para penjaja Injil yang seringkali manis mulut, bicara menyenangkan, dan suka mengobral pujian. Ah, lagi lagi strategi yang menggiurkan. Siapa yang tidak ingin dipuji, bukan?

Selamat menolak pujian palsu, mulut manis yang berbisa seperti dilakukan Yudas ketika menyerahkan Yesus kepada musuh, dengan sebuah ciuman. Ciuman seharga 30 keping perak. Ya, ciuman berbisa si penjaja Injil, si penjaja Yesus.

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer