Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Saturday, December 21, 2013

Elegansi Sikap yang Terpuji

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================

Adalah Daniel, tercatat sebagai orang buangan di Babel. Sebagai penduduk Yehuda yang kalah perang dia diboyong ke Babel dengan status yang hina, pecundang. Tak ada harapan yang menjanjikan mengingat posisi diri yang tak mengenakkan. Tapi masa depan memang tak terduga, karena ada di tangan Allah sang pemelihara, bukan di tangan manusia, seberapa besar pun kuasa yang dimilikinya.

Daniel, datang dari kalangan atas di Yehuda. Dia masih muda ketika pembuangan terjadi. Sementara itu, di istana Raja Nebukadnezar, dibutuhkan pekerja- pekerja untuk istana. Titah raja turun, yaitu menyeleksi orang-orang buangan yang berbobot. Daniel diseleksi dan terpilih. Betapa tidak, dia memenuhi syarat raja, yaitu orang muda yang tak bercela menurut ukuran istana. Ini adalah ranah moral. Tampaknya Daniel dinilai sebagai orang bermoral baik dan memiliki etika tinggi. Sementara soal intelektual, Daniel juga memenuhi syarat. Dia dinilai memiliki banyak pengetahuan, juga berbagai hikmat. Secara intelektual Daniel memenuhi syarat untuk menjadi pekerja di istana. Sementara soal tubuh, Daniel juga memadai, karena memang itu tuntutan yang perlu bagi istana. Bagaimanapun istana punya kriteria tinggi dan serba “yang terbaik”.

Sekilas kita melihat, ternyata pembuangan bisa menjadi berkah tersendiri. Ya, Tuhan selalu bekerja di mana saja, tak terbatas tempatnya. Di sisi lain, menjadi orang yang cerdas dan cakap menjalankan tugas selalu menjadi tiket penting untuk menjadi orang penting. Daniel telah menabung dengan baik di waktu lampau, dan kini dia menuai hasilnya. Namun, ada yang tampak ekstra pada seorang Daniel, yaitu sikap imannya. Dalam soal spiritual ternyata dia juga ungggul. Sikap ini dengan jelas tampak pada penolakannya yang santun, agar tak memakan atau meminum apa pun yang biasa diminum raja. Daniel sanggup mempengaruhi pemimpin para pegawai istana. Jelas ini bukti keutuhan sikap seorang Daniel. Ya, Daniel yang berintegritas. Daniel menolak makanan dan minuman sebagai keyakinan keagamaannya, bahwa itu najis.

Kita tak akan berpanjang lebar soal najis ini. Tapi yang pasti, sikap Daniel sangat mengagumkan karena tak rela berkompromi dengan apa yang diyakininya salah. Namun di sisi lain, dia mampu meyakinkan orang atas penolakannya, sehingga Daniel tetap dihormati dalam pilihan sikapnya. Mengagumkan, yang benar-benar mengagumkan. Dia tidak hanya pintar, tapi juga bermoral, dan memiliki spiritual yang luar biasa. Sebuah perpaduan yang membuat Daniel tampak sempurna bagi orang-orang di istana Babel. Tak heran jika Daniel lulus seleksi.

Kisah Daniel harus menjadi pelajaran penting bagi setiap orang percaya. Apalagi umat di masa kini yang hidup bukan saja setelah era Perjanjian Lama, tapi juga bahkan Perjanjian Baru. Kita hidup dengan warisan kebenaran yang sempurna. Maka, sudah seharusnya setiap orang Kristen hadir dalam kehidupan sehari-hari, berbagi, dan menjadi berkat yang nyata. Tak sekadar retorika kesaksian, atau bahkan khotbah, namun tak hadir di pergolakan kehidupan. Setiap orang percaya dituntut untuk berilmu tinggi agar dapat memberi sumbangsih nyata dalam dunia keilmuan. Kita harus menjadi orang yang disegani, karena kepintaran yang kita miliki. Anda hanya akan menjadi orang bodoh jika malas, dan cepat puas diri dengan apa yang diketahui.

Ilmu tak mengenal batas waktu, cari dan gali terus, dengan mengingat Tuhan akan menambahkan kemampuan berpengetahuan kita. Penyakit kebanyakan orang masa kini justru menghindar dari belajar dengan alasan yang sangat memalukan. “Jangan pakai otak,” kata banyak pengkhotbah yang tak jelas punya otak atau tidak. Padahal dengan jelas Amsal 1: 7 mengatakan: “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”. Ilmu dan iman sangat berkorelasi. Kemalasan dan ketakutan bertanding dalam realita kehidupan, membuat banyak pengkhotbah memalsukan ajaran Alkitab. Itu soal intlektual, terlebih lagi soal moral. Soal moral, kebanyakan orang Kristen sangat sulit diukur. Semua serba gelap karena kebanyakan mengkamuflase diri. Hidup dalam basa-basi tentang kasih. Kata yang sering diucap namun jarang terwujud. Kebaikan selalu memiliki alasan tersembunyi, jauh dari apa yang disebut tanpa pamrih.

Moral model Daniel semakin langka, bahkan di kalangan pengkhotbah sekalipun. Moral yang terpuji dan teruji. Daniel terbukti di kalangan orang kafir, sementara orang Kristen masa kini, di lingkungan sendiri saja tak mampu membuktikan diri. Kemunafikan semakin hari semakin tampak nyata. Tak heran, jika pengaruh kehadiran orang Kristen semakin hari semakin tak terasa. Bahkan sebaliknya, semakin sering menjadi batu sandungan. Soal moral, memang berbanding terbalik antara khotbah yang berapi-api dengan kenyataan sehari-hari. Kebanyakan umat, bahkan pemimpin gereja, hanya memperkaya diri, bukan menolong mengangkat harkat hidup orang kebanyakan yang termajinalisasi. Ya, degradasi moral yang sangat memprihatinkan.

Daniel patut menjadi perenungan kehidupan gereja masa kini, bagaimana seharusnya menjadi gereja yang benar, bukan gereja yang tenar. Jika semakin sedikit pemimpin Kristen yang berbobot, berilmu tinggi, dengan moral yang terpuji, tak perlu heran. Ini karena semakin sedikit pula kehadiran pemimpin gereja yang dapat menjadi model. Apalagi soal spiritual. Yang satu ini tak ada alat ukurnya, tapi sangat nyata perannya. Daniel bersikap sangat berani dalam kebenaran sekalipun dalam status orang buangan. Dia tak segan menyatakan sikap imannya. Namun ini bukan sekadar retorika seperti kebanyakan model saat ini. Lantang di atas mimbar, menciut di keseharian.

Daniel dengan tegas menyatakan sikap imannya, dia tak takut karena hidup benar. Ingat, moralnya terpuji dan ilmunya tinggi. Dia disegani bahkan oleh lawan sekalipun. Sangat kontras dengan situasi saat ini, di mana kebanyakan pemimpin Kristen bersikap oportunis. Selalu mencari keuntungan, dan bersikap mendua dalam kebenaran. Berlagak bijak padahal karena takut mengungkap kebenaran. Belum lagi moralnya pun tak terpuji, dan lebih parah intlektualnya tak terlatih. Semua serba berada di level bawah. Seharusnya yang rendah dan ada di bawah adalah sikap hati yang tak sombong. Tapi ini kebalikannya, sudah tak banyak tahu, moral kurang terpuji, tinggi hati lagi. Ya, menjadi bebal karena tak rela diberitahu apalagi dikoreksi. Selalu merasa dipenuhi Roh Kudus, sehingga tak merasa perlu mendengar dan belajar dari yang lainnya. Padahal orang yang dipenuhi Roh Kudus sudah pasti rendah hati, mau belajar, dan berhikmat tentunya.

Nah, jika tak ada yang bisa diteladani orang dari kehidupan pribadi kristiani, lalu, bagaimana kehadiran orang Kristen dapat mewarnai jaman ini? Sebuah pertanyaan serius yang perlu direnungkan. Duduk diam dan pikirkan, jangan terlalu banyak ke sana ke mari bersaksi, namun tak pernah beraksi. Elegansi sikap yang terpuji memang semakin langka. Karena itu, orang Kristen dituntut untuk melengkapi diri tak sekadar bermimpi. Ya, seperti kebanyakan orang yang ingin seperti Daniel, namun tak pernah bercermin dan mengukur diri. Intelektual tak terlalu bermutu, ditambah moral hazard, dan spiritual yang tak teguh, tapi ingin menjadi saksi Kristus. Bagimana mungkin? Tapi inilah bukti tidak tahu diri.

Mari kita benahi diri, semua harus berani saling mengoreksi untuk peningkatan mutu diri. Lalu saling melengkapi agar menjadi kekuatan yang berarti. Dan tentu saja harus tahan uji. Ini harus dimulai dari para pemimpin yang harus bisa menjadi model, bukan orang yang suka memperkaya diri, apalagi dengan mengeksploitasi umat atas nama pekerjaan Tuhan. Juga seorang jujur, bukan oportunis yang suka bersilat kata. Tak hanya tangguh di mimbar, tapi bertindak nyata. Maka, jika ini tampak nyata, generasi baru Kristen yang elegan dan berkualitas tinggi pasti akan mudah ditemui. Semoga ini bukan hanya mimpi. Mari berlomba untuk menjadi Kristen yang terbaik, yang memiliki elegansi sikap yang terpuji, untuk kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer