Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Tuesday, September 15, 2009

Menikmati Penyakit

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================

Pada bagian terakhir ini kita akan membahas tentang bagaimana menikmati penyakit. Kitab 2 Kor 12 : 7 – 10, menceritakan tentang Rasul Paulus yang bergumul sehubungan dengan adanya duri dalam dagingnya. Karena orang modern hanya ingin mendapatkan hidup yang serba mudah dan sistematis, akhirnya mereka benci terhadap penyakit. Kemajuan teknologi membuat orang mengubah konsep hidupnya. Orang-orang zaman dulu sangat familiar dengan kepahitan dalam kehidupan, sehingga dalam menyikapi penyakit pasti jauh berbeda dibanding orang-orang masa kini. Jadi, kalau orang-orang disuruh ‘menikmati’ penyakit, sudah pasti tidak akan ada yang mau. Orang-orang modern tidak akan tersenyum jika sedang sakit. Tidak heran jika banyak orang Kristen yang mengatakan bahwa penyakit itu dari setan, maka harus didoakan dengan menumpangkan tangan atau ditengking. Mereka tidak rela menerima penyakit itu dengan lapang dada. Dalam memahami hal seperti ini kita perlu hati-hati.

Sakit dan Kehendak Allah

Dalam 2 Kor 12 : 7, dikatakan bahwa penyakit dalam tubuh Paulus, yaitu duri dalam dagingnya, memang sengaja diizinkan oleh Tuhan melalui iblis. Paulus diizinkan Tuhan untuk menderita penyakit tersebut yang terus ada sampai akhir hayatnya. Penyakit ini menjadi satu kesaksian yang indah, yang diizinkan Tuhan supaya Paulus tidak memegahkan diri atau terjerumus pada keadaan yang bisa saja membuat dia menjadi sombong. Bahwa penyakit itu diperlukan oleh Paulus, hal ini harus dipahami. Mungkin kita berpikir bahwa penyakit tersebut harus dibuang, tetapi Paulus justru merasa perlu menyimpan penyakitnya. Sebab dia sadar kalau penyakit yang diizinkan itu pun untuk menyatakan kemuliaan Allah.

Dalam ayat 9, Paulus meminta kesembuhan tapi Tuhan mengatakan, “Cukup kasih karuniaKu bagimu, karena dalam kelemahanmu, kuasa Tuhan menjadi nyata.” Itu lebih baik bagi Paulus, karena dalam kelemahan, hadirnya kekuatan Allah adalah lebih baik daripada kekuatan dosa yang hadir. Dalam ayat 10, Paulus mengatakan bahwa Ia senang dan rela dalam kelemahan.

Waktu kita menyadari bahwa penyakit itu merupakan kehendak Allah, maka kita menemukan satu momentum yang membuat kita merasakan itu sebagai sebuah kenikmatan dan kesenangan. Dengan demikian kita rela menanggung semua rasa sakit itu. Jika penyakit membuat orang lain sedih, maka kita tetap tersenyum di kala menderita sakit. Penyakit itu diperlukan, dan diijinkan Tuhan dalam sepanjang hidup kita. Jika kita sakit, bukan berarti Tuhan tidak mendengar doa kita, tetapi juga bukan berarti setiap penyakit itu kehendak Allah. Yang kita bicarakan saat ini adalah penyakit yang berkaitan dengan kehendak Allah sehingga Allah mengijinkan penyakit itu terjadi. Karena itu perlu kita menyadari hikmat dari Tuhan, bukan buru-buru mencari kesembuhan yang akhirnya membuat kita tidak bisa menikmati penyakit yang Tuhan berikan itu. Tapi kalau penyakit timbul karena salah sendiri, maka belajarlah baik-baik dan berani menanggung risiko.

Dalam menikmati penyakit kita menemukan beberapa kesimpulan:

Baca selanjutnya....

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer