Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Friday, December 14, 2012

SELAMAT HARI NATAL DAN TAHUN BARU

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================


Tak pelak ucapan selamat ini akan meluncur deras pada penghujung tahun. Spanduk, sms, bb, hingga email, akan ramai lalu lintas ucapan selamat hari natal dan tahun baru. Natal, adalah momentum peringatan akan hari kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, sekaligus menjadi momentum perenungan kita yang mendalam. Cobalah ingat peristiwa natal yang melibatkan banyak hal yang mengagumkan. Kisah Maria yang mendapat berita Malaikat (Lukas 1:26-38), akan kita jadikan sebuah contoh perenungan. Maria seorang gadis sederhana, perawan dengan moral yang terhormat. Dikenal santun, dan telah bertunangan dengan Yusuf yang juga bermoral tinggi, dan seorang yang baik hati. Kisah pertunangan mereka seakan diintervensi oleh berita malaikat bahwa Maria akan mengandung. 

Perawan mengandung? Tentu saja berita yang amat sangat mengejutkan, bagaikan petir yang menggelegar disiang bolong. Pasangan Yusuf dan Maria ada dalam kebingungan yang teramat sangat. Yusuf diberitahu malaikat agar menerima Maria sepenuhnya, dan tidak memikirkan ide perpisahan. Sementara Maria, tentu lebih berat lagi, karena harus menerima kenyataan mengandung dalam keperawanannya. Menolak perintah Tuhan yang disampaikan lewat malaikat tak ada dalam kamus iman Maria. Sebaliknya, mengiyakan juga bukan perkara yang mudah. Mereka seakan terjepit diantara ketaatan kepada Tuhan, dengan realita yang tak terbayangkan. Karena itu, jawaban Maria; jadilah padaku seperti apa yang Tuhan mau, karena aku ini hanyalah seorang hamba, terasa amat mengagumkan. Itu Maria, itu bukan kita. Dalam situasi seperti ini, adakah kita yang ingin terlibat dalam natal itu. Entah sebagai Yusuf yang harus menerima realita yang membingungkan. Atau, lebih-lebih seperti Maria dengan peristiwa yang tak pernah tercatat dalam sejarah. Perawan mengandung. 

Natal begitu kuat menggugat iman. Yang menjadi pertanyaan, apakah iman kita cukup tangguh untuk menerima fakta yang berlawanan dengan akal sehat ini. Apakah kita menyukai natal, dan senang karenanya. Sebuah perenungan yang menuntut keseriusan tinggi. Itu sebabnya, tiap kali natal, kosentrasi kita bertumpu pada kesibukan yang juga tinggi, namun untuk hal-hal teknis belaka. Sementara perenungan yang perlu dalam memaknai natal justru terabaikan. Selamat hari natal, seharusnya diterjemahkan sebagai selamat merenungkan makna natal yang sesungguhnya. Ini yang hilang dalam natal. Dan ini perlu dicari, karena kehilangan ini amat sangat berarti, bahkan sangat menentukan kualitas keimanan kita sebagai orang percaya. Kehilangan mutiara mahal buah iman yang sejati. Perlu disikapi dengan teliti setiap apa yang masuk dalam agenda pribadi setiap natal itu mendekat. Sediakan waktu secara sungguh untuk menjadi momentum perenungan. 

Natal menjadi kesempatan besar untuk mengukur diri. Mulai dengan pertanyaan apakah kita sudah benar menempatkan diri? Ya, menempatkan diri sehingga tidak terlindas kesibukan yang tak terhingga namun tak memiliki waktu untuk merenung suci. Lalu bertanya pada hati dengan jujur, apakah aku bisa menerima makna natal yang sesungguhnya, seperti sikap Yusuf, terlebih lagi Maria. Apakah aku menyukai natal itu, ketika tahu makna yang sesungguhnya. Dan, tentu saja tidak kalah pentingnya, adalah, apakah aku telah dihidupi oleh semangat natal itu. Ini menjadi sangat penting agar kita tak hanya menjalani natal dalam rutinitas yang menyesatkan. Selamat hari natal, seharusnya menjadi selamat memperbaharui diri dengan mengevaluasi diri, sejauh mana kesejalanan diri dengan semangat natal. Akhirnya selamat hari natal, apakah itu memang milik kita? Atau hanya sekedar ucapan sebagaimana umumnya. Dan selamat tahun baru, karena semangat dan arah hidup yang telah diperbaharui oleh semangat natal. Atau, selamat tahun baru juga sama nasibnya, hanya sekedar ucapan sebagaimana yang lainnya. Jika ternyata setiap ucapan kita hanyalah ucapan biasa saja, seperti kebanyakan orang mengucapkannya, itu berarti ada sesuatu yang salah yang perlu diperbaiki. Jadi yang terpenting adalah, selamat merenungkan, makna selamat hari natal dan tahun baru.

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer