KAPOLRI
berkata akan melakukan penjagaan ketat pada waktu Natal, lalu Presiden berkata
hati-hati terhadap usaha penculikan oleh para teroris. Disatu sisi ini
merupakan peringatan yang menunjukkan sebuah kepedulian terhadap keamanan
bersama anak bangsa khususnya yang merayakan Natal. Namun, disisi lain
peringatan ini justru menciptakan kecemasan yang mendalam, mengingat peringatan
datang dari petinggi yang tertinggi soal keamanan. Natal, yang bernuansa damai
sebagai buah cinta kasih mengalami ujian yang sulit dibayangkan. Kita ada di negeri
yang tidak berperang, negeri di mana senjata tidak bebas diperjualbelikan. Juga
negeri yang menjanjikan keamanan dan kepastian hukum bagi para investor. Entah
mengapa manisnya janji bagi investor itu terasa hambar di bibir umat yang akan
merayakan Natal. Sebuah perenungan
yang sangat signifikan bagi petinggi negeri dan juga bagi gereja. Mengapa
tiap kali menjelang Natal
isu bom, bahkan kini penculikan, terus marak. Sementara
ditataran akar rumput ada banyak gereja berdampingan dengan berbagai rumah
ibadah lainnya terasa aman tenteram. Lalu
di areal keributan, pencipta keributan ternyata bukan warga setempat yang
memang damai. Entah dari mana mereka datang, tapi yang pasti terasa
bebas mereka berkeliaran. Jadi, menyikapi realita Natal seperti ini patut kita
perhatikan beberapa hal penting:
Bagi Umat
- Dalam semangat Natal yang penuh Kasih, umat harus mampu mawas diri (tuturkata, perilaku, kemewahan perayaan) agar tidak membuka kesempatan atau memberi alasan bagi seseorang untuk berbuat anarkis.
- Peka terhadap lingkungan untuk mengenali mana kawan dan mana lawan, agar tidak terjebak pada perangkap adu domba murahan.
- Mempererat tali silahturahmi lintas agama dalam memerangi musuh dalam selimut, yang merupakan musuh bersama umat beragama.
- Komunikatif dengan aparat kemanan dan masyarakat dalam mengkomunikasikan kecurigaan, agar cepat dan tepat sasaran dalam penanganan.
- Natal selalu memberi kekuatan ekstra untuk kita peka dan berbuat baik terhadap sesama, kiranya umat memanfaatkannya dengan baik ditengah situasi yang kurang baik.
Bagi
Pemerintah
- Sudahlan pada tempatnya pemerintah memberi rasa teduh terhadap semua anak bangsa tanpa peduli apapun keyakinannya, jadi bukan sekedar memberi tahu apa yang akan terjadi.
- Sungguh sulit dibayangkan jika teroris bisa mengacaukan situasi kapan mereka mau, seperti situasi Natal yang harusnya teduh ini.
- Semoga supremasi hukum ditegakkan dan tak sekedar himbauan apalagi impian, agar ada kepastian bagi anak bangsa. Siapapun pencipta kekacauan harus ditindak, termasuk oknum penebar isu yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.
- Untuk Kapolri, respek yang mendalam bisa menangkap orang nomor satu pemboman, yaitu Dr.Azhari, pasti lebih mudah menangkap yang lainnya. Kalau sampai tidak pasti ada yang salah, semoga ditemukan.
Akhirnya
selamat bernatalan dan semua gereja mampu saling menjaga, Rasa was-was boleh
saja, namun jangan sampai kita kehilangan makna Natal itu sendiri. Dan, gereja juga dituntut
untuk terus mengintropeksi diri dalam perannya di bumi pertiwi yang beraneka ragam
kepercayaan. Selamat Natal
? Pdt. Bigman Sirait
0 comments:
Post a Comment