Panjangnya rancang
bangun Natal, sama panjang dengan sejarah manusia. Ketika manusia jatuh kedalam
dosa, Allah menyatakan diri dalam murka karena pemberontakan manusia. Tidak ada
kata lain, kecuali mati, karena telah melanggar Firman (Kejadian 2:17). Inilah
konsekwensi dosa yang harus dijalani. Namun, ajaib, dilonceng kematian
terdengar nyanyian pengharapan. Dipenghukuman, ada kasih sayang. Ah, terasa
sulit untuk dipahami, tetapi itulah kebenaran Alkitab yang tak terbantah.
Allah sendiri
menyatakan janji itu, dipenghukuman atas dosa manusia. Kejadian 3:15, inilah
nyanyian pengharapan itu; Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan dan
perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya. Ini menunjuk kepada
peristiwa salib, dimana iblis meremukkan tumit keturunan manusia, namun
keturunan manusia yaitu Yesus Kristus meremukkan kepala ular itu.
Harapan akan
kehidupan bersinar, sekalipun perjalanan masih panjang. Allah memelihara
janjinya dalam sejarah manusia. Dari Adam, Habel yang digantikan oleh Set,
terpilih jadi jalan Allah menyatakan cinta kasih. Die era Nuh, Allah
memperkenannya, dengan ketetapan Nya sendiri. Seperti Dia menjanjikan
pengharapan akan kehidupan di taman Eden, sepihak, murni inisiatif Allah.
Karena status manusia adalah terpidana mati. Grace, adalah grasi Allah yang
berdaulat, yang tak memerlukan pendapat apapun.
Nuh dan
keluarganya selamat dari amuk air bah (Kejadian 7-9). Tak lagi ada manusia yang
tersisa, kecuali mereka. Jelas keturunan Kain musnah. Ini bagaikan simbol
pembersihan atas dosa. Namun ini masih disini, dibumi yang berdosa. Nuh, anak
manusia dari garis Set, tercatat menjadi penerima janji, sekalipun Nuh bukan
tanpa cela. Namun bersyukurlah, perkenan Allah bukanlah karena manusia memenuhi
syarat, melainkan kasih Allah yang maha. Era Nuh seakan dunia baru. Tapi itu
bukan final kehidupan manusia dikolong langit. Ini hanya gambaran yang amat
sangat jelas, yang harus disyukuri manusia.
Kisah nyanyian
pengharapan terus bergulir. Kini gilir Abraham memainkan peran (Kejadian 12).
Bapak orang beriman, adalah gelar yang disematkan Allah kepadanya. Jika pada
Nuh ada janji pemeliharaan bumi, bahwa bumi tak akan dilenyapkan hingga
waktunya, maka pada Abraham ada janji pemeliharaan keturunan (Kejadian 15:5-6).
Dari sinilah pergerakan marga berlanjut. Abraham ke Ishak, dan kemudian Yakub.
Ada banyak kisah tak patut disana sini mewarnai perjalanan para bapak beriman
ini, sekaligus bukti bahwa kasih Allah semata lah yang memungkinkan jalan
keselamatan. Manusia hanyalah mayat yang dihidupkan, dan dimampukan. Ah, betapa
beruntungnya mendapatkan kasih ajaib.
Dari Yakub
lahirlah 12 marga, dan Yehuda menjadi jalan berikutnya. Dari sini, Daud muncul
menjadi raja Israel pilihan Allah, menggantikan Saul dari suku Benyamin pilihan
umat. Kisah kemunculan tiap orang dijamannya memilki keunikan tersendiri. Yang
pasti, Allah rela masuk dalam garis sejarah manusia yang penuh noda. Realita
yang seringkali membuat manusia malah besar kepala, dan sering lari dari
kehendak Allah. Tapi, lagi-lagi ajaib, kasih Allah tak pernah berubah.
Dikelemahan manusia, rencana Allah tidak gagal, dikeberhasilan manusia rencana
Allah tak jadi sukses. Rencana Allah tetap terjadi seturut kehendak Nya,
dikelemahan maupun kesuksesan manusia. Disini, umat seringkali salah membaca
kedaulatan Allah, dan jadi besar kepala.
Tibalah, pada
pasangan sederhana Yusuf dan Maria yang sedang merancang pernikahan. Namun
Allah berkehendak beda. Pernikahan belum terwujud, dikeperawanannya Maria
mengandung oleh kuasa Roh Kudus. Janji Natal itu telah menjadi nyata. Perawan
itu mengandung, tepat seperti nubuat nabi Yesaya (Yesaya 7:14). Maria yang
tinggal di Nazaret, harus ke Betleham karena sensus oleh kaisar Augustus yang
kafir. Namun itu justru menjadi alat Allah mengantar Maria untuk menggenapi
nubuat nabi Mikha (Mikha 5:1). Untuk menyatakan keajaiban rencana besar Allah
atas penyelamatan manusia, Dia melibatkan bahkan raja besar yang kafir. Semua
tunduk kepada Nya.
Dan, akhirnya
terdengarlah nyanyian surgawi oleh para malaikat (Lukas 2:14). Gema Natal dari
taman Eden kini telah menjadi nyata. Ah, Natal memang luar biasa bagi kita
orang biasa, yang karenanya turut serta menjadi manusia luar biasa, sebagai penerima
anugerah.
Natal, Yesus Anak
Daud, adalah penggenapan janji kasih Allah, karena itu Dia disebut Imanuel,
Allah beserta kita. Ya, Yesus yang telah datang, mati, bangkit, dan naik
kesurga, dan akan datang kembali. Penyertaan Nya terus hingga Maranatha, Dia
datang kembali.
Indahnya Natal, karena itu aku berkata; Selamat
hari Natal, kiranya Dia ada dihatimu.
0 comments:
Post a Comment