Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Sunday, July 12, 2009

Pacaran Dengan Paman, Bolehkah?

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================


Dapatkah saya berpacaran dengan paman sendiri? Usia saya 17 tahun, sedangkan paman saya 21 tahun. Perlu diketahui, paman tersebut adalah adik kandung ibu saya sendiri.
Menurut Pak Pendeta, bagaimana persoalan yang saya hadapi ini menurut Firman Tuhan?
Rata Penuh
Febby-Jakarta
081578x xxxx

------------------------------------------------------

Feby, pertanyaan kamu sangat terbuka dan apa adanya, sekalipun ini bukan hal yang tidak biasa. Namun menurut hemat saya keberanian dan kejujuran kamu untuk mempertanyakan hal ini sangat penting, bukan saja untuk kamu tapi juga untuk orang lain. Orang yang berpacaran, lazimnya punya maksud/tujuan akhir. Tujuan akhir yang dimaksud di sini adalah pernikahan, sekalipun karena sesuatu dan lain hal ada kemungkinan tidak jadi.

Nah sekarang kita masuk pada pokok persoalan: pacaran dengan paman kandung. Feby, ada banyak pendekatan yang perlu kita telaah. Yang pertama, pernikahan pra-Taurat (era Adam dan Hawa), memang terjadi pernikahan antar-saudara kandung (incest). Namun harus diingat, semua ini terjadi dalam konteks setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Dalam Perjanjian Lama (PL), yang diatur adalah pernikahan antar-sesama suku (Bilangan 36: 8 11). Atau yang lebih dekat adalah pernikahan antar-saudara sepupu (dalam suku Batak disebut pariban). Pariban bagi laki-laki Batak adalah anak perempuan paman (saudara laki laki ibunya). Sebaliknya, pariban bagi perempuan Batak adalah anak laki-laki bibi (saudara perempuan ayahnya).

Pengaturan seperti ini muncul sebagai wujud kekhususan Israel sebagai bangsa pilihan. Israel tidak dibenarkan menikah dengan bangsa asing untuk menjaga kesucian hidup sebagai bangsa pilihan. Dalam Perjanjian Baru (PB) peraturan seperti ini tidak ada lagi. Hal ini bisa dipahami karena PB bergerak secara progresif mengarah kepada keselamatan di dalam iman. Pilihan bukan lagi identik dengan kebangsaan Israel melainkan iman (semua bangsa dan suku). Semangat PB mengatur pernikahan hanya boleh antara orang percaya saja (band. II Korintus 6:14-16). Jadi secara tersurat (tertulis) tidak ada pengaturan menikah dengan paman sendiri. Tetapi secara tersirat ini tentu tidak dapat dibenarkan. Mengapa? Karena posisi paman adalah sama dengan posisi orangtua yang bertanggung-jawab. Jadi model hubungan ini bukan dalam garis sejajar melainkan hirarki atas bawah. Paman harus ditempatkan seperti orangtua sendiri. Jadi sulit rasanya membayangkan pembenaran atas sebuah hubungan paman dengan keponakan kandungnya, dengan alasan apa pun.

Dalam keluarga Lot pernah terjadi hal yang sangat memalukan, yaitu, kedua anak perempuannya berinisiatif tidur dengan ayahnya sendiri dengan alasan untuk mendapatkan keturunan (Kejadian 19:30-38). Mengapa anak perempuannya bisa berpikir seperti itu? Jawabannya sangat jelas yaitu mereka sudah terpolusi dengan pikiran kotor Sodom dan Gomora. Sodom dan Gomora yang dimusnahkan karena perilaku dosa seksual dan keluarga Lot sendiri juga tidak hidup dalam kebenaran. Lihat, istri Lot yang tidak peduli dengan perintah agar tak menoleh kebelakang, namun menoleh juga dan kemudian dia menjadi tiang garam.

Nah Feby, kehidupan ini sangat berarti. Jadi jangan mengambil risiko yang tidak perlu. Berpacaran dengan paman kandung bukanlah tindakan bijak. Seluruh keluarga pasti tidak bisa membenarkan hal itu. Begitu juga masyarakat pada umumnya akan menolak realita seperti itu. Jadi, saran saya jangan meneruskan hubungan yang mengandung banyak kelemahan itu (dari sudut Alkitab atau kaidah umum masyarakat).read more »

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer