Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Sunday, July 12, 2009

Nazar Bukan Main-main

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================

Apakah seseorang yang bernazar untuk jadi hamba Tuhan harus ditepati? Mengapa? Dan apakah nazar yang tidak ditepati akan menghalangi doa-doa kita?

NN, Jakarta

-------------------------------------------------------------------

Sebelum menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita coba menelusuri dulu makna nazar. Nazar berarti sebuah janji, tetapi bukan kepada sesama manusia, melainkan kepada Tuhan. Seseorang mengucapkan nazar dengan berbagai maksud dan tujuan, antara lain:

1. Karena hendak melaksanakan sebuah tindakan (Kejadian 28: 20), sebagai sebuah tekad pengabdian kepada Tuhan.

2. Menjauhkan diri dari suatu tindakan yang tercela (Mazmur 132: 2), karena ingin mendapat belas kasih Tuhan.

3. Sebagai wujud kegairahan penyerahan diri kepada Tuhan (Mazmur 22: 25).
Intinya, nazar adalah sebuah janji yang harus ditepati. Apalagi janji ini bukan bersifat horizontal, yaitu janji kepada sesama manusia, melainkan bersifat vertikal, yakni janji kepada Allah. Nazar itu bersifat sakral, bahkan sama kudusnya dengan sumpah (Ulangan 23: 21-23). Jadi nazar itu adalah janji yang sangat serius dan harus dipenuhi, tidak boleh dibatalkan dengan atau oleh alasan apa pun.

Memenuhi nazar merupakan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang telah bernazar (Ayub 22: 27). Namun, perlu diketahui bahwa apa yang telah menjadi hak Tuhan: anak sulung, persembahan atau apa yang menjadi kekejian bagi Tuhan, tidak boleh dinazarkan (Imamat 27: 26). Bernazar atau tidak bernazar, bukan dosa. Nazar tidak menambah atau mengurangi nilai iman seseorang. Yang justru menjadi masalah adalah, apabila seseorang telah bernazar kepada Tuhan namun tidak memenuhinya. Jadi setiap umat dituntut berhati-hati jika hendak bernazar. Dalam Pengkhotbah 5: 4 dikatakan, Jauh lebih baik Anda tidak bernazar karena itu bukan dosa, daripada Anda bernazar namun tidak memenuhinya, karena itu mengakibatkan dosa .

Nah, sekarang saya akan mencoba menjawab apa yang menjadi pertanyaan Saudari NN. Namun, sebelumnya penting untuk mengetahui apa alasan Anda melakukan nazar. Pertanyaan berikutnya, apakah nazar itu Anda ucapkan dengan sadar dan memang benar-benar ingin melakukannya? Hal ini perlu kita pahami bersama, mengingat banyak orang Kristen yang mengucapkan nazar hanya dilandasi emosi semata. Ia bernazar tanpa pernah tahu apa itu nazar dan apa konsekuensi yang akan dia terima jika nazarnya tidak ditepati.

Berhubung saya tidak mengerti bagaimana posisi Saudari NN dalam hal ini, maka saya akan menjawab pertanyaan Anda berdasarkan asumsi bahwa saudara sudah mengerti arti nazar, dan siap menerima segala konsekuensinya apabila Anda bernazar. Dan jika Anda memang telah bernazar, maka Anda berkewajiban memenuhi nazar itu. Seperti telah saya sebutkan di atas, nazar tidak bisa dibatalkan oleh atau dengan alasan apa pun. Misalkan Anda bernazar menjadi seorang hamba Tuhan (menjadi penginjil atau pendeta), Anda harus memenuhinya. Bernazar menjadi hamba Tuhan jelas bukan pekerjaan main-main, apalagi untuk menjadi hamba Tuhan diperlukan niat yang sangat teguh, jelas, serta panggilan Tuhan. Nah, panggilan yang jelas inilah direspon sebagai sebuah nazar kepada Tuhan. Maka, andaikata Anda hendak membatalkan nazar yang "telanjur" diucapkan, masalah ini sangat sulit dipahami. Apakah panggilan Tuhan untuk menjadi hamba-Nya sudah memudar dari jiwa Anda?

Panggilan Tuhan jelas tidak akan pernah memudar. Yang dapat memudar justru semangat kita dalam meresponnya. Jadi, andaikata Anda sudah bernazar menjadi seorang hamba Tuhan, penuhilah, dan jangan sekali-sekali menyangkalnya. Ini perlu Anda lakukan untuk melatih diri menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap apa yang telah Anda ikrarkan, apalagi dalam konteks kerinduan menjadi seorang hamba Tuhan. Kalau kita sendiri tidak mampu menghargai apa yang kita ucapkan, bagaimana mungkin kita berharap orang lain akan menghargai kita. Dan bagaimana mungkin sesama manusia mempercayai janji kita, jika janji (nazar) kepada Tuhan saja kita ingkari?read more »

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer