Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Friday, February 1, 2013

BILUR-BILUR NYA MENYEMBUHKAN KAMU

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================



Kata-kata ini menjadi sangat populer karena selalu dikaitkan dalam kesembuhan, di KKR atau kebaktian khusus lainnya. Juga dijadikan argumentasi klaim terhadap janji Tuhan. Apakah memang begitu? Disisi lain terasa ironis, karena bilur yang menyembuhkan tak terasa dalam konteks penebusan Yesus Kristus. Petrus dalam suratnya 1 Petrus 2:22-25, dengan sangat jelas menempatkan bahwa arti bilur yang menyembuhkan adalah ber-kaitan langsung dengan penebusan Kristus (ay 25). 

Sakit disini digambarkan sebagai kondisi orang berdosa, berpenyakitan tak berpengharapan. Dan darah Kristus menyembuhkannya. Ayat ini sendiri merupakan kutipan dari gambaran hamba yang menderita dalam Yesaya 53. Jelas sekali tak berkaitan dngan kesembuhan fisik melainkan jiwa. Orang yang sakit jiwanya tak mengenali diri dengan benar, dan bertindak diluar kendali dan nalar. Itu sebab tindakan orang sakit jiwa tak bisa digugat secara hukum, ka-rena dinilai tindakan yang tidak disadari. Nah, dari sakit itulah, dalam konteks dosa, kita disembuhkan. Banyak orang percaya yang sakit phisik, bahkan Pau-lus yang rasul, Timotius muridnya, sakit berat dan tak pernah diceritakan sembuh. Paulus ada duri yang sangat menyakitkan tubuhnya, sementara Timotius ada gangguan pencernaan. 

Apakah bilur Yesus tak bisa menyembuhkan mereka, sehingga mereka tetap sakit? Tentu saja tidak begitu. Karena yang salah adalah tafsir atas ayat itu. Kesembuhan oleh karena kemurahan Tuhan Yesus ada, tapi bukan berdasarkan ayat itu. Adalah kurang bijak mendegradasi ayat, bilur yang menyembuhkan dari sakit keberdosaan menjadi bilur yang menyembuhkan sakit penyakit fisik. Alangkah indahnya jika tiap ayat dipahami dalam konteksnya, sehingga tidak dipaksakan menurut keinginan dan kebutuhan kita. Yesus Kristus telah mati diatas kayu salib, bilur Nya (KBBI : luka panjang karena cambukan; darisanalah mengalir darah) telah menyembuhkan, menyelamatkan kita dari penyakit yang telah mematikan kesadaran kita akan kebenaran. Yesus hamba yang menderita, dicambuk hingga ter-luka, dan mati mencucurkan darah suci, agar kita juga mati terhadap dosa. Tidak lagi menjadi hamba dosa. Yesus yang mati itu, bangkit dan mengalahkan maut, dan kita orang percaya juga bangkit dan hidup baru. 

Dengan gagah Paulus berteriak : Hai maut dimakah sengatmu? Maut telah kalah, dosa telah ditaklukkan, maka sudah seharusnya kita hidup dalam kebenaran. Hidup dalam benar, hidup sesuai perintah Tuhan, adalah kemerdekaan yang tak ternilai. Itu sebab Yesus berkata pada orang yang ditolong Nya; jangan berbuat dosa lagi. Ya, jangan berbuat dosa lagi. Dengan berbuat dosa, sama saja kita menyalib-kan kembali Yesus Krsitus, kita menjadi pelaku langsung. Hidup berkemenangn adalah hidup yang benar, bukan karena hidup kaya, atau hidup sehat. Ingat janda miskin dalam kisah injil, dia adalah pemenang. Ingat Lazarus pengemis yang berpenya-kitan sangat mengerikan, dia adalah pemenang. Orang Kristen masa kini sangat tergiur dengan harta dunia, sehingga coba merohanikan dan melagalitas nya dengan ayat-ayat suci. Kaya memang bukan dosa, tetapi miskin juga bukan aib. Jika bilur-bilur Nya memang telah menyembuhkan diri kita, seharus-nyalah kekayaan dan kesehatan bukan tujuan, melainkan alat untuk memuliakan Tuhan. Tujuan hidup orang percaya adalah memuliakan Tuhan, entah kaya atau miskin.  

Banyak orang berteriak, bilur Nya telah menyembuhkan, tetapi hidup dalam perbudakan dosa. Hidup dalam kesombongan, kebenciaan, bahkan tipu daya. Paskah, Yesus yang telah bangkit bagi orang percaya, seharusnya ini dipahami sebagai kemenangan total. Karena itu menjadi ironis sekali bukan, jika gereja menjadi pusat mencari keuntu-ngan, dimana persembahan menjadi target gereja, atau aset gereja berubah menjadi aset pribadi. Apa artinya Jumat Agung, karena sudah tak Agung lagi, akibat keserakahan yang ada. Apa pula artinya Paskah, bukan lagi kebangkitan, kemenangan, karena manusia kalah terhadap godaan kekayaan dan kesombongan. Alangkah indahnya menjadikan Jumat Agung dan Paskah sebagai titik dan pusat perenungan pribadi. Ini momentum luarbiasa.  Sudah-kan saya ditebus dan sudahkah saya mengabdi kepada Yesus Kristus Tuhan? Pas lah jika kita bertanya : Apakah sesungguhnya bilur-bilur Nya telah menyembuhkan aku? Jika kita masih berlumur dengan kepalsuan dan kesombongan, kita tahu jawabannya bukan? Semoga memang benar bilur-bilur Nya telah menyembuhkan kita. Tapi bukan terdengar dari mulut kita, melainkan tampak nyata dari perbuatan kita. Selamat hari Jumat Agung dan selamat Paskah. 


0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer