Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Thursday, October 15, 2009

Kesenangan yang Tidak Bernilai

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================

Kesenangan yang Tidak Bernilai.jpg

Bersama: Pdt. Bigman Sirait

HIDUP yang dikaruniakan Allah itu hanya bernilai dan bisa dinikmati kalau kita melakukan jerih payah, bekerja dan berkeringat. Karena memang Alkitab sudah memberikan rumusan yang begitu konkrit di dalam Kejadian 2: 15, Manusia itu dibawa ke Taman Eden dan Tuhan berkata “Usahakanlah taman ini, kelolalah”.

Dengan demikian dinamika dan kehebatan manusia sebagai pengelola alam semesta, sungguh luar biasa. Dan kepuasan hidup adalah kalau kita bisa menge-lolanya, dan menemukan kenik-matan di sana. Kebahagiaan atau kepuasan itu bukan terletak pada apa yang kita punya, tetapi bagaimana kita memakainya. Bukan apa yang kita kumpulkan tetapi bagaimana menggunakan-nya. Sementara obsesi kita adalah bagaimana kita mengumpulkan segala apa yang kita butuhkan. Dalam Pengkhotbah 5: 17-19 dikatakan bahwa kebahagiaan atau kepuasan adalah kalau kita menikmati kesenangan-kese-nangan yang bernilai, kalau kita bekerja di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah.
Allah sudah memberikan karunia, di mana kita punya bagian-bagian dalam hidup kita. Dalam menggarap bagian-bagian hidup kita harus ingat bahwa umur kita pendek. Jangan bekerja ulur-ulur waktu, buang-buang waktu. Bekerja harus berpacu dengan waktu, karena waktu itu pendek. Orang yang tidak mau menyia-nyiakan waktu, selalu berpikiran: mungkin besok sudah tidak sempat. Maka dalam hidup ia meninggalkan bekas-bekas yang hebat, karya-karya luar biasa. Tapi orang yang selalu merasa umurnya masih panjang, bekerja santai tidak karuan. Output dari hidupnya tidak bernilai, tidak pernah meninggalkan karya yang selesai.

Kesenangan bukan apa yang bisa kita kumpulkan tetapi apa yang bisa kita bagikan. Kesenangan bukan tentang berapa banyak yang kita miliki tetapi bagaimana memakainya dalam hidup. Kesenangan yang sia-sia adalah ketika kita menumpuk untuk diri, bukan untuk membagi dengan orang sekitar. Maka, tidak begitu penting seberapa kaya kita, tetapi berapa kaya membagi diri. Makin banyak yang kita punya makin banyak yang kita bagi, makin bahagia kita. Secara deposit mungkin angka yang kita punya tidak seberapa, tetapi kebahagiaan luar biasa.
Kita harus berkutat dengan pergumulan seperti itu, berjalan di tengah kehidupan sehingga percaturan yang kita hadapi itu menyenangkan. Kita menggapai kesenangan yang bernilai, bukan kesenangan yang sia-sia. Kesenangan sia-sia, yang berorientasi kepada diri, yang menumpuk untuk diri. Tetapi kesenangan yang bernilai adalah kesenangan berprestasi yang membagi untuk sekitar. Tuhan menciptakan manusia untuk menjadi berkat bagi orang lain, bukan melulu mengumpulkan berkat. baca selanjutnya,..

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer