Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Friday, December 28, 2007

Natal dan Pemahaman akan Kasih Tuhan

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================

(Oleh: Pdt. Bigman Sirait) Bulan Desember bukan hanya indah, namun juga selalu gegap gempita karena seluruh dunia menyongsong Natal. Gegap gempita itu bercam-pur baur dengan sukacita karena Kristus datang melawat umat manusia. Yesus datang ke dunia atau Natal bukan sebuah rencana di pertengahan jalan, tetapi Natal adalah sebuah rencana Allah yang sangat luar biasa. Allah menge-tahui bagaimana bebalnya manusia yang akan melanggar perintah-Nya dan jatuh ke dalam dosa. Dan untuk itulah Allah sudah menyediakan keselamatan bagi manusia. Dulu, nun jauh di Taman Eden, berita Natal pertama kali dikuman-dangkan, walaupun aktualisasinya terjadi ribuan tahun kemudian. Ini perlu kita ingat bersama supaya tidak terjebak dalam perangkap rutinitas atau religiusitas dari Natal ke Natal. Apa yang terjadi di Taman Eden?
Saat itu, manusia ada di dalam kesempurnaannya. Manusia hidup begitu berkelimpahan. Tidak ada persoalan ekonomi, manusia bisa makan, minum. Apa pun yang diinginkannya dengan sangat mudah didapat. Hakekat manusia pun adalah hakekat dalam kesem-purnaan sebagai penguasa alam semesta. Apa pun tunduk pada dia. Maka indahlah kehidupan di sana, dulu. Namun sayang, di dalam kesem-purnaannya, di dalam ketidakber-dosaannya, manusia melanggar perintah Allah. Manusia jatuh ke dalam dosa, dan harus binasa! Namun kasih Allah kepada manusia membuat Dia rela turun ke dunia, menjadi sama dengan manusia, untuk menebus dosa manusia. De-ngan cinta kasih Allah, manusia memiliki pengharapan. Itulah kekuatan Natal yang membuat Dia rela turun, membuat Dia rela tak mendapat tempat. Yang membuat Dia rela ditolak, karena ketidaktaat-an manusia yang sudah mencipta-kan bencana panjang bagi dirinya sendiri, tetapi harus dibereskan oleh Yesus Kristus. Oleh karena itu, mari kita sikapi dan pahami Natal itu dengan benar. Natal bukanlah sebuah kelayakan kehidupan manusia. Justru Natal adalah penebusan atas dosa karena pemberontakan kita terhadap Dia, membuat Dia rela turun dari surga ke dunia. Dia turun dalam kerelaan padahal sebenarnya tidak ada kewajiban bagi Dia untuk menyela-matkan manusia. Tetapi cinta kasih-Nya membawa-Nya melawat kita. Bukankah seharusnya kita bersyu-kur? Maka gegap gempita Natal ter-letak pada pemahaman kita, sejauh mana kita mampu memahami pertolongan Allah. Jika kita mampu memahaminya, maka sejauh itulah kita akan bersuka cita dalam Natal. Waktu terus bergulir. Setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, persoalan silih-berganti diciptakan: sampai ke jaman Nuh, terus ber-gulir sampai ke jaman Sodom dan Gomora. Bahkan sampai saat ini kita melihat, dosa terus-menerus dicip-takan. Dosa memang sangat kreatif menciptakan berbagai bentuk, termasuk dengan apa yang dina-makan dosa modern. Dosa sangat luar biasa untuk menelan korbannya.
Oleh karena itu, di kandang hina, melihat realita seperti itu, di mana tidak ada harapan hidup manusia, Yesus Kristus anak Allah mau turun dari sorga. Dia rela menjadi manu-sia, sama seperti kita bahkan ting-gal di tempat di mana kita tidak ingin tinggal. Ia rela menjadi sama seperti kita untuk melakukan karya keselamatan. Di kandang hina, Ia datang. Berita Natal berkumandang, gembala mendengarkan. Natal dinyatakan, Tuhan dipermuliakan. Tetapi jangan lupa, semua dilakukan dalam kehinaan dan ketiadaan. Karenanya, yang datang adalah gembala, bukan raja. Orang-orang Majus yang datang pun adalah orang-orang kafir, bukan bangsa pilihan, bukan Yahudi. Tapi di sini, di tempat yang hina inilah kemuliaan dinyatakan. Di kandang yang tidak mulia ini, Natal keselamatan justru menjadi nyata. Meski demikian, kita tidak perlu merayakan Natal dengan ber-susah-susah, berhina-hina, sedih, porak poranda, dan sebagainya supaya mampu memahaminya. Ini bukan soal fenomena, bukan soal apa yang bisa kita lihat dengan mata atau kita rasakan. Tetapi ini persoalan kualitas yang paling utuh, yakni bagaimana kita melakukannya dengan suasana hati dan pemahaman yang utuh. Karena itu, pengenalan akan Alkitab menjadi modal pertama kalau kita mau merayakan Natal. Bukan berapa besar kapital yang ada pada kita. Tetapi berapa jauh kita mengenal Dia di dalam hidup kita. Berapa jauh kita mengenal Dia di dalam semangat gairah, berapa jauh iman kita meng-Allah kepada Yesus Kristus, anak Allah. Saya kira ini suatu pemikiran atau renungan yang jarang sekali kita pahami. Sehingga kita betul-betul masuk ke suasana Natal yang utuh itu. Sekali lagi, Natal bukan soal tempatnya, tetapi bagaimana kita melakukan apa yang Allah mau dalam kualitas pemahaman kita. Ini semua perlu kita pahami supaya tidak terjebak dalam perangkap-perangkap rutin, sebaliknya kita perlu diingatkan secara rutin. Jangan setiap tiba Natal kita melaksanakan seremonialnya saja tetapi kehilangan maknanya. Dan tragedinya, dalam kehilangan makna, kita justru mengatakan, “Hati-hati jangan sampai kehilangan makna.” Tetapi kata-kata “jangan sampai kehilangan makna” itu pun sudah kehilangan makna. Maka tidak ada kata yang pas untuk mengingatkan, kecuali sikap iman yang benar. Tidak ada kata yang pas kecuali pemahaman yang utuh. Tidak ada kata yang pas kecuali hubungan pribadi dengan Tuhan. Karena itu berbahagialah Anda di Natal ini, kalau Anda beriman pada Dia. Jangan nodai Natal dalam keluh kesahmu kepada Tuhan hanya karena tidak paham pada apa yang sedang terjadi di dalam kehidupan: kekecewaan, kemarahan berkepanjangan yang tidak pada tempatnya. Akhirnya, jangan nodai Natal, hanya karena tidak cukup uang untuk membeli seperangkat barang yang diinginkan dalam rangka merayakan Natal. Jangan nodai Natal dengan perasaan cemburu karena orang lain bisa menghias rumahnya. Sebab sesungguhnya, Natal adalah momentum yang tepat bagi kita untuk mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan untuk kita. (Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)



TABLOD REFORMATA YOHANES BLOG

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer