Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Friday, December 28, 2007

Kemurahan Allah Hadirkan Integritas

Situs Alternatif Download Khotbah
===============================================================


www.reformata.com

(Oleh: Pdt. Bigman Sirait) Apa yang membuat seseorang sehingga merasakan serta memiliki kebaikan di dalam hidupnya? Ja-wabnya: kemurahan Allah. Karena kasih Allah-lah dia mampu berbuat kebaikan. Dia bisa berbuat baik ka-rena sudah merasakan apa yang Tuhan telah kerjakan dalam hidup-nya. Ini merupakan suatu proses sebab-akibat yang tidak pernah berhenti. Orang seperti ini selalu berupaya agar hidupnya mengarah hanya pada satu jalan saja, yaitu menuju Kristus. Dia sangat menyukai kebenaran, membenci kejahatan. Dalam bahasa Yunani, kebaikan disebut dengan kata agatosune, yang berarti bergairah akan kebenaran dan keadilan. Penger-tian “baik” di sini bukan hanya sekadar mudah memberikan apa yang diminta oleh orang lain, na-mun lebih pada adanya semangat yang sangat mencintai kebenaran. Semangat semacam ini memun-culkan integritas. Ada beberapa sifat menonjol dari orang-orang seperti ini. Yang pertama, sangat hati-hati dalam bertindak. Dia selalu memeriksa sesuatu: benar atau tidak. Dengan sendirinya dia punya sifat selektif, tidak mudah untuk meng-ya-kan sesuatu, tetapi juga tidak mudah untuk menolak. Dia memeriksa segala sesuatu dengan akurat. Sebelum mengambil tindakan, dia mempertimbangkan segalanya de-ngan utuh, serius, sehingga dia ti-dak akan terjebak menjadi alat pembuat dosa. Dia tidak akan bisa diperalat untuk hal yang tidak benar. Sebaliknya dia tidak akan pernah gagal untuk menjadi alat kebaikan, dan dia tidak pernah menunda dirinya untuk menjadi alat kebenaran. Yang kedua, dia membenci KKN, karena sudah puas atas haknya sehingga merasa tidak perlu mengambil sesuatu yang bukan haknya, sekalipun itu suatu keun-tungan bagi dirinya. Meski tahu KKN memberi nilai tambah baginya, dia tidak perduli karena dia sudah puas dengan apa yang menjadi haknya. Kenapa? Karena dia punya integritas tadi. Dia punya nilai yang kuat, sehingga itu menjadi suatu wujud yang aktual di dalam kehi-dupannya. Orang semacam ini ja-lannya lurus, bahkan senantiasa berusaha meluruskan yang beng-kok. Dia membenarkan yang salah, dalam arti membuat yang salah menjadi benar. Tapi ingat, dia tidak membela yang salah, tapi justru meluruskan yang salah itu. Yang ketiga, dia tidak bisa tenang kalau melihat ketidakadilan. Jika melihat ketidakadilan, dia berusaha bertindak, namun bukan untuk mengamankan dirinya. Bandingkan dengan orang-orang yang tidak memiliki integritas, yang selalu berusaha mengamankan diri. Orang yang tidak punya integritas bia-sanya akan berkata, “Ah, sudahlah, gua diam saja, tidak usah turut campur.” Tetapi manusia-manusia yang memiliki integritas hebat, jika berhadapan dengan ketidakadilan, akan menceburkan diri, mengambil bagian dalam situasi tersebut, tetapi bukan dalam rangka menam-bah keruwetan atau keributan, namun untuk menegakkan keadilan itu. Keadilan yang dimaksud di sini juga bukan sesuatu yang keliru. Misalnya ada seseorang yang mengalami ketidakadilan lantaran kesalahannya, lalu kita berusaha memihak dan membela dia supaya lolos dari hukum. Dalam masalah ini kita malah berusaha membe-narkan sesuatu yang salah. Tindakan atau upaya kita membela orang yang telah melanggar hukum jelas salah alias tidak bisa dibenarkan. Wong dia salah kok, jadi harus dihukum. Keadilan harus ditegakkan, orang yang bersalah mesti dihukum. Konteksnya akan beda jika orang yang bersalah tadi minta pengam-punan. Kalau dia sudah minta ampun, kita harus berusaha memberikan pengam-punan. Sekali lagi, kita menolong atau membelanya bukan dalam rangka membenarkan kesalahannya, tetapi menolong dengan jalan menunjukkan di mana kesalahan-nya, bukan dengan meniadakan kesalahannya. Jadi, jika berha-dapan dengan situasi semacam ini, jangan salah kaprah. Sebab jika sampai salah kaprah, ketidakadilan justru dimunculkan dalam rangka keinginan menegakkan apa yang disebutnya dengan “kasih”. Jika ini yang terjadi kondisinya jadi bolak-balik tidak karuan. Orang yang memiliki integritas, jika merasa melakukan kesalahan, dia akan mengakui secara fair kalau dirinya salah, bukan membenar-benarkan diri. Sebaliknya, dia membenci orang yang membenar-benarkan dirinya padahal salah. Orang yang memiliki integritas tidak akan pernah membela orang yang salah untuk kemudian dibe-narkan, tetapi membela orang sa-lah dengan cara menunjukkan atau memberitahu kesalahannya. Jika ada orang benar yang dizalimi, orang yang memiliki integritas akan mengambil peran-serta, melibat-kan diri. Dia bukan mengamankan diri atau pura-pura tidak tahu, lalu melarikan diri. Namun, orang semacam ini kemungkinan besar akan diang-gap sebagai orang usil, yang suka cari penyakit. Sementara, keba-nyakan dari kita, karena tidak mau ikut pusing dengan urusan orang lain, tanpa sadar menjadi orang yang sangat individualistis. Aneh tapi nyata. Kenapa? Karena kita menyebut diri orang Kristen, yang mestinya menyatu dan berbaur, menyatakan yang benar sebagai benar, dan yang salah sebagai salah. Namun dalam kenyataan, kita justru telah melanggar semua prinsip-prinsip kekristenan, sebab tanpa sadar kita hidup individua-listis. Kalaupun kita turut “mencam-puri”, paling hanya dengan mem-beri penghiburan dan nasihat ala kadarnya, lalu selesai. Dengan langkah seperti ini berarti kita tidak siap bertempur membela orang lain yang menderita karena ketidakadilan. Kita tidak mau ikut-ikutan masalah orang lain karena menyadari tindakan kita itu akan mendatangkan risiko bagi kita. Memang ini adalah suatu kesulitan karena menghadapi realita kehi-dupan itu tidak gampang. Tetapi, sebenarnya inilah pertarungan aktual bagi orang-orang Kristen. Dan pertarungan ini harus dimenangkan dengan sungguh-sungguh supaya orang Kristen bisa memainkan peranan-nya secara utuh. Dan di sinilah orang-orang Kristen memiliki nilai plus, yang bisa dilihat orang lain. Orang lain pun bisa membaca dan mengetahui bahwa kita adalah terang dan garam itu, sesuai panggilan hidup kita di tengah-tengah dunia ini.* (Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)



TABLOD REFORMATA YOHANES BLOG

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Arsip Blog

Konsultasi Teologi

VIDEO

Entri Populer