Pdt. Bigman Sirait
Reformata.com - DALAM Perjanjian Lama (PL) gereja itu digambarkan sebagai orang-orang pilihan yang dipanggil untuk berkumpul. Dalam Perjanjian Baru (PB), kata yang biasa dipakai mengacu kepada gereja adalah: eklesia, yang artinya memanggil keluar. Dalam pengertian teologis, eklesia adalah orang-orang yang dipanggil keluar, yang dipilih keluar dari kumpulannya yang dulu gelap, menjadi terang.
Nah, gereja adalah eklesia yang dipanggil keluar itu. Dia mempunyai keunikan pada dirinya. Maka orang-orang Kristen adalah orang-orang yang keluar dari kumpulan yang gelap itu masuk ke tempat terang. Maka gereja dengan sendirinya mempunyai perbedaan yang amat sangat kontras dengan dunia di sekitarnya. Itu sebab Tuhan menuntut gereja men-jadi garam dan terang. Tetapi sekarang, gereja dengan dunia mirip-mirip. Kadang-kadang dunia malah lebih bagus. Misal, banyak tokoh atau organisasi non-Kristen yang melakukan pekerjaan luar biasa bagi kemanusiaan.
Romo Mangun (alm) berkata dalam bukunya: “Gereja sering kali mengkudeta ibadah”. Mak-sudnya, karena kita berpikir bahwa beribadah itu hanya kalau di gereja, padahal ibadah adalah bagaimana menjadi orang kudus, yang menjalankan tugas-nya. Dikatakan gereja mengkudeta ibadah, karena ibadah hanya di sini (gereja), kalau di luar enggak. Romo Mangun adalah orang yang luar biasa dalam pemikirannya, dan dia mengubah Kali Code di Yogya-karta sehingga warga yang mukim di sekitar kali itu, yang tadinya hidup kumuh, menjadi lebih teratur, rapi dan menye-nangkan. Maka waktu kita dipanggil keluar, harus berbeda dengan dunia, kita harus menjaga betul situasi dan kondisi kita, supaya hidup kita tidak menjadi batu sandungan, karena memang kita sudah dipanggil keluar dari kumpulan itu dan tidak ada di kumpulan itu, dan harus berbeda dengan kumpulan itu. Nah, itu semangat teologis yang seharusnya mewarnai gereja Tuhan.
Alkitab mengatakan: “Bait Allah yang ada di Yerusalem itu, adalah kamu”. Dalam diskusi Ye-sus dengan perempuan Samaria (Yohanes 4), perempuan itu mengatakan: “Kalian orang Yahudi berkata Yerusalem-lah tempat beribadah. Kami orang Samaria berkata di gunung ini. Yesus menjawab, bukan Yeru-salem bukan pula di gunung ini, tetapi akan tiba saatnya penyem-bah yang benar akan menyem-bah dalam Roh dan kebenaran”. Maksudnya apa? Kita harus me-nyembah di dalam Roh, karena Allah itu roh, bukan ruang atau tempat, sehingga tidak perlu Yerusalem, atau gunung. Karena Allah roh, maka sembah Dia, sebagaimana engkau berhadapan dengan roh. Roh tidak terikat ruang dan waktu. Mau ketemu Tuhan tidak harus ke gereja, di rumah juga bisa berdoa.baca selengkapnya,..
0 comments:
Post a Comment